Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (PELNI) di ‘AAA(idn)’ dan Peringkat Nasional Jangka Pendek di ‘F1+(idn)’. Outlook adalah Stabil.
Fitch mengklasifikasikan PELNI sebagai government-related entity (GRE) yang dihubungkan secara kredit dengan pemerintah Indonesia (BBB/Stabil). “Kami menyetarakan peringkat PELNI dengan peringkat pemerintah, karena pemerintah mempunyai tanggung jawab dan insentif yang kuat untuk mendukung perusahaan karena perannya yang krusial dalam memperkuat transportasi laut dan konektivitas regional dalam pengembangan ekonomi. Hal ini menghasilkan kemungkinan ‘Hampir Pasti’ adanya dukungan pemerintah yang luar biasa untuk entitas ini, jika diperlukan,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 2 Mei 2025.
Fitch menilai profil kredit standalone (SCP) PELNI di ‘aa-(idn)’. Hal ini mencerminkan penilaian Fitch terhadap profil risiko dan keuangan entitas, dengan mempertimbangkan lingkungan operasi, risiko industri, dan ketergantungan yang signifikan pada dukungan pemerintah.
|Baca juga:Selama Musim Lebaran 2025, Pelni Angkut 646.554 Penumpang
“Kami memiliki ekspektasi bahwa PELNI akan mempertahankan rasio leverage yang rendah dan rasio pembayaran utang yang baik. Hal ini diimbangi oleh tidak adanya ruang untuk menyesuaikan harga tarif untuk usaha terkait kewajiban pelayanan publik (PSO) dan rencana belanja modal yang signifikan dalam jangka pendek dan menengah.”
Peringkat Nasional ‘AAA(idn)’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1+(idn)’ menunjukkan kapasitas terkuat untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat Nasional dari Fitch, peringkat ini ditetapkan terhadap risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Untuk profil likuiditas yang tergolong kuat, “+” ditambahkan ke peringkat yang ditetapkan.
|Baca juga:Tepis Dugaan Klaim Asuransi Fiktif, Pelni: Kami Bayar Langsung ke Rekening Resmi!
Utang PELNI menurun sebesar 32% menjadi Rp45,9 miliar di akhir tahun 2024. Utang tersebut terdiri dari 62% pinjaman pemerintah, 23% dari sewa pembiayaan, dan 15% dari pinjaman bank. Rata-rata tertimbang jatuh tempo utang adalah 3,4 tahun. PELNI saat ini tidak memiliki eksposur terhadap utang mata uang asing dan suku bunga mengambang.
Perusahaan tidak berencana untuk menerbitkan utang dalam jangka menengah. Perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang cukup dengan kas dan likuiditas jangka pendek yang tetap stabil di Rp4,1 triliun. Hal ini menempatkannya dalam posisi kas bersih pada akhir tahun 2024. Aset likuid sebagian besar disimpan di bank milik pemerintah dan dalam denominasi rupiah.
Pendapatan dan profitabilitas PELNI telah melampaui tingkat sebelum pandemi Covid-19, masing-masing mencapai Rp6,2 triliun dan Rp194 miliar di tahun 2024. Perusahaan memiliki rencana investasi yang tinggi 2025-2027 untuk pengadaan kapal. “Namun, dalam skenario peringkat kami, diperkirakan bahwa leverage tetap berada pada tingkat yang baik, 6,1x pada akhir 2029 dan dengan cakupan likuiditas yang tinggi. Hal ini menghasilkan kategori profil keuangan ‘a’.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News