1
1

Fitch Afirmasi Peringkat Pertamina BBB dengan Outlook Stabil

Gedung Pertamina. | Foto: Pertamina

Media Asuransi, JAKARTA –  Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Issuer Default Rating (IDR) Mata Uang Asing Jangka Panjang PT Pertamina (Persero) di ‘BBB’ dengan Outlook Stabil.

Fitch juga telah mengafirmasi peringkat senior tanpa jaminan, peringkat program surat utang jangka menengah global senilai US$20 miliar, dan surat utang senior tanpa jaminan yang ada di ‘BBB’.

Peringkat Pertamina disetarakan dengan induknya, negara Indonesia (BBB/Stabil), sejalan dengan Kriteria Pemeringkatan Entitas Terkait Pemerintah Fitch. Penyetaraan tersebut didasarkan pada kemungkinan ‘Sangat Kuat’ bahwa Pertamina akan mendapat dukungan pemerintah sebagai perusahaan minyak nasional Indonesia (NOC),” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 3 Mei 2024.

|Baca juga: Jadi Kilang Minyak Terbesar, Pertamina Targetkan Proyek RDMP Balikpapan Tuntas di Awal Mei 2024

Menurut Fitch, Profil Kredit Standalone (SCP) Pertamina tetap berada di ‘bbb-‘, mencerminkan operasinya yang terintegrasi secara vertikal, posisi dominan di pasar energi Indonesia, dan posisi biaya yang kompetitif di segmen bisnis hulu.

Namun, kekuatan ini sebagian dibatasi oleh risiko yang berkaitan dengan pengendalian harga bahan bakar eceran dan penerimaan kompensasi yang tepat waktu oleh Pertamina atas kekurangan pemulihan akibat pembatasan harga bahan bakar.

Fitch percaya bahwa catatan pembayaran yang konsisten dan berkelanjutan berdasarkan undang-undang baru yang dilanjutkan pada pemerintahan baru dapat menyebabkan revisi SCP yang lebih tinggi.

Fitch memandang peran Pertamina dalam menjaga kebijakan pemerintah sebagai ‘Sangat Kuat’ karena memainkan peran penting dalam ketahanan energi nasional. Gagal bayar akan menggagalkan investasi besar yang direncanakan di sektor ini dan berdampak signifikan terhadap ketersediaan bahan bakar.

| Baca juga: Pertamina dan Bakrie Group Bersinergi Kembangan Infrastruktur Shared Hub di IKN

Kami juga menilai risiko penularan akan ‘Sangat Kuat’ jika Pertamina gagal bayar, karena konsekuensi keuangan bagi negara dan badan usaha milik negara lainnya akan sangat besar. Pertamina dianggap sebagai emiten rujukan di Indonesia.

Terkait penerimaan kompensasi, pemerintah terus menyelesaikan pembayaran kompensasi dengan segera. Negara telah membayar seluruh kompensasi yang terutang hingga akhir 3Q23, dan hanya jumlah yang terutang pada 4Q23 yang tersisa. Hal ini didorong oleh penerapan undang-undang baru pada tahun 2022 yang memfasilitasi pencairan kompensasi triwulanan oleh pemerintah.

Skenario pemeringkatan konservatif Fitch mengantisipasi bahwa 85% dari kompensasi yang terutang – termasuk iuran kuartal keempat dari tahun sebelumnya – akan dicairkan pada tahun berjalan, dengan mempertimbangkan beberapa kemungkinan penundaan setelah pemilu yang berakhir pada bulan April 2024.

Kami memperkirakan EBITDA Pertamina akan tetap kuat, didorong oleh pertumbuhan volume yang moderat baik di segmen hulu maupun hilir. Kami memperkirakan peningkatan volume produk akhir sebesar 1%-2%, didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia selama empat tahun ke depan.

Di segmen hulu, Fitch memperkirakan pertumbuhan produksi akan melambat menjadi 3%-4% dalam tiga tahun ke depan, berbeda dengan pertumbuhan tahunan sebesar 8% pada tahun 2022 dan 2023 yang disebabkan oleh penambahan dan perluasan blok Rokan. Kami percaya belanja modal hulu akan mendukung pertumbuhan volume.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tugu Insurance Bagikan Dividen Tunai 2023 sebesar Rp528,96 Miliar
Next Post 4 Saham Ini Direkomendasikan saat IHSG Uji Level 7.289

Member Login

or