Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Serasi Autoraya (SERA) pada ‘AA-(idn)’ dengan Outlook Stabil. Fitch juga telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang atas obligasi senior tanpa jaminan SERA sebesar IDR167 miliar pada ‘AA-(idn)’.
Afirmasi peringkat ini mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa profil kredit SERA akan sejalan dengan peringkatnya selama 24 bulan kedepan. “Kami memperkirakan net debt/EBITDA SERA untuk tetap berada di bawah sensitivitas negatifnya sebesar 2,0x di tahun 2022-2023.”
Selain itu, Fitch memperkirakan marjin EBITDA perusahaan akan tetap berada di atas 17%, ambang batas di bawah sehingga Fitch dapat mempertimbangkan tindakan pemeringkatan negatif, dalam jangka waktu menengah. Hal ini akan didukung oleh marjin yang stabil dari bisnis inti penyewaan kendaraannya.
|Baca juga: PP Presisi (PPRE) Diganjar Peringkat idBBB+ Stabil
Peringkat SERA mencakup pengangkatan satu notch dari profil kredit standalone (SCP) perusahaan pada ‘a+(idn)’ karena Fitch menilai induk perusahaan yang lebih kuat, PT Astra International Tbk (Astra), memiliki insentif operasional yang ‘Medium’ untuk memberikan dukungan terhadap anak perusahaan.
Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.
Fitch memperkirakan pendapatan SERA untuk tumbuh sebesar 6,4% di tahun 2022, setelah meningkat 7,1% di tahun 2021, didukung perbaikan ekonomi Indonesia setelah mengalami goncangan akibat pandemi Covid-19. Fitch memperkirakan pendapatan tumbuh sebesar 4% pada 2023-2024. Segmen bisnis solusi transportasi (penyewaan kendaraan) akan tetap memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan SERA dalam jangka menengah. “Namun, kami juga memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat pada segmen penjualan mobil bekas.” tulisnya.
Fitch memperkirakan jumlah armada SERA untuk tetap berada pada sekitar 26.000 unit di 2022 (2021: 25.768) dan jumlah kendaraan di bawah kontrak untuk tetap berada pada sekitar 24.000 unit di 2022 (2021: 24.286). Rata-rata harga sewa kendaraan telah menurun sejak 2018 karena pergeseran permintaan kepada kendaraan-kendaraan dengan harga yang lebih rendah. Tetapi, Fitch memperkirakan rata-rata harga sewa kendaraan untuk tetap stabil pada tahun-tahun mendatang. Utilisasi kendaraan akan tetap berada di atas 90% karena ekspansi kendaraan ditopang oleh permintaan.
Lebih lanjut, Fitch memproyeksikan penurunan yang bertahap pada marjin EBITDA SERA, dengan kontribusi pendapatan yang lebih tinggi dari bisnis dengan marjin yang lebih rendah. Marjin EBITDA akan turun di sekitar 24%-25% di tahun 2022-2023 (2021: 29%) seiring dengan pertumbuhan yang lebih cepat pada segmen bisnis penjualan mobil bekas. Segmen penjualan mobil bekas SERA akan terus mengalami perbaikan di tahun 2022 seiring dengan perbaikan pada daya beli konsumen. Fitch memperkirakan pendapatan dari segmen penjualan mobil bekas untuk meningkat dengan rata-rata 9.4% di tahun 2022-2023.
Fitch memproyeksikan net debt/EBITDA SERA pada 1,7x-1,8x pada 2022-2023 (2021: 1,5x), yakni dibawah batas sensitivitas negatif peringkatnya sebesar 2,0x. Ini mengikuti kontribusi yang lebih besar dari bisnis dengan margin yang lebih rendah, yang kami perkirakan akan menurunkan marjin EBITDA. Fitch memproyeksikan belanja modal senilai total IDR1,5 triliun – IDR1,6 triliun per tahun pada 2022-2023 (2021: IDR1,6 triliun), yang akan dibiayai dengan kas internal dan pembiayaan eksternal.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News