1
1

Fitch Afirmasi Peringkat Sritex (SRIL) RD

Ilustrasi pekerja di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) perusahaan tekstil yang berbasis di Indonesia PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di ‘RD’.

Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang emiten berkode saham SRIL itu di ‘RD(idn)’. Fitch juga telah mengafirmasi peringkat utang dolar AS Sritex yang belum jatuh tempo di ‘C’ dengan Recovery Rating ‘RR4’.

Peringkat Nasional ‘RD’ mengindikasikan suatu emiten, dalam pandangan Fitch Ratings, telah mengalami gagal bayar atas surat utang, pinjaman atau kewajiban keuangan material lainnya tetapi belum menjalani pengajuan pailit, pengawasan (administration receivership), likuidasi atau prosedur formal penutupan perusahaan lainnya, dan juga tidak menghentikan kegiatan bisnis.

Rencana restrukturisasi utang untuk semua pinjaman Sritex yang belum jatuh tempo belum diselesaikan. Pengadilan Negeri Semarang mengesahkan usul restrukturisasi utang Sritex melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Januari 2022. Namun, keputusan tersebut telah diajukan banding oleh beberapa pemberi pinjaman perusahaan dan akan bergantung pada keputusan Mahkamah Agung Indonesia.

|Baca juga: Sri Rejeki Isman Mulai Voting Proses PKPU

Usulan restrukturisasi utang Sritex melibatkan penggantian obligasi yang jatuh tempo pada 2024 dan 2025 dengan tiga tahap surat hutang dengan jaminan, dengan jangka waktu lima sampai sembilan tahun, termasuk surat berharga konversi.

Fitch memperkirakan arus kas Sritex akan tetap lemah pada tahun 2022 karena ekspektasi kami akan pemulihan permintaan yang lamban dan proses restrukturisasi yang berkepanjangan.

Ketersediaan fasilitas modal kerja merupakan bagian dari proposal restrukturisasi perusahaan dan pendanaan menjadi kunci pemulihan perusahaan. “Kami percaya pemulihan yang cepat dalam pendapatan dan EBITDA ke level 2020 kemungkinan tidak akan terjadi.”

Tidak adanya fasilitas modal kerja yang belum digunakan dan permintaan yang lebih lemah akibat pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan pendapatan Sritex sebesar 30% yoy pada 9M21, EBITDA negatif sekitar USD240 juta dan arus kas negatif dari operasi sebesar USD453 juta. Kerugiannya diperburuk oleh meningkatnya biaya logistik yang didorong oleh pandemi dan meningkatnya biaya profesional karena restrukturisasi utang.

Kinerja bisnis Sritex dan arus kas dari kegiatan operasionalnya sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas modal kerja untuk mendanai pembelian bahan baku, yang saat ini dipenuhi melalui pembayaran tunai di muka. Pemulihan pendapatan dan profitabilitas Sritex pada tahun 2022 kemungkinan akan dibatasi oleh kurangnya akses pendanaan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Homework and Challenges of OJK in Insurance Industry
Next Post A Portrait of 10 Years of OJK’s Journey, What’s Next?

Member Login

or