Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menegaskan Peringkat Kekuatan Keuangan Asuransi Nasional (IFS) PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) pada ‘A+(idn)’ dengan prospek stabil.
“Tindakan pemeringkatan tersebut mencerminkan posisi modal regulasi perusahaan yang memadai dan profil perusahaan ‘Moderat’, yang mengimbangi kinerja keuangan yang fluktuatif setelah cadangan teknis yang tinggi. Hal ini juga mencerminkan portofolio investasi yang konservatif dan pengaturan retrosesi yang mendukung kapasitas underwriting,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 18 November 2024.
Peringkat IFS Nasional ‘A’ menunjukkan kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau penerbit lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.
Kapitalisasi Tugure, diukur dengan rasio modal berbasis risiko (RBC) regulasi, telah berada di atas 120% persyaratan regulasi minimum selama lima tahun terakhir. Rasio tersebut menurun menjadi 166% pada akhir Juni 2024 (2023: 181%; 2022: 249%), menyusul cadangan teknis yang lebih tinggi untuk bisnis asuransi properti dan kredit. Saldo ekuitas reasuransi tersebut berada di atas persyaratan ekuitas sebesar Rp1 triliun yang akan berlaku pada tahun 2026.
|Baca juga: Tugure Gelar Sharing Session Underwriting & Claim
Fitch menilai profil perusahaan Tugure sebagai ‘Moderat’, berdasarkan profil bisnis ‘Moderat’ dan tata kelola perusahaan ‘Netral’ dibandingkan dengan reasuransi domestik lainnya. Profil bisnisnya mencerminkan waralaba substantif Tugure, profil risiko yang setara dengan sektor dan lini bisnis yang terdiversifikasi. Tugure memegang pangsa pasar sebesar 11% berdasarkan premi bruto tertulis (GPW) di sektor reasuransi Indonesia pada tahun 2023.
Sebagian besar bisnis Tugure berasal dari segmen non-jiwa, dengan properti (43%) dan kredit (26%) sebagai kontributor utama. Lebih dari separuh bisnisnya adalah asuransi fakultatif. Setelah pertumbuhan GPW melambat menjadi 4% pada tahun 2023, perusahaan reasuransi tersebut membukukan pertumbuhan sebesar 26% pada semester pertama tahun 2024, di atas peningkatan sebesar 20% pada pasar reasuransi yang lebih luas. Fitch meyakini pertumbuhan di atas rata-rata tersebut meningkatkan risiko, khususnya pada kapitalisasi dan kinerja keuangan Tugure.
Rasio gabungan Tugure meningkat menjadi 107% pada tahun 2023 (2022: 102%) karena cadangan teknis yang lebih tinggi dari asuransi properti dan kredit, tetapi membaik menjadi 100% pada semester pertama tahun 2024. Meningkatnya cadangan tersebut meningkatkan rasio kerugian menjadi 72% pada tahun 2023 (2022: 65%).
|Baca juga: Tugure Gelar Sharing Session di Vietnam Ajak 19 Mitranya
Rasio gabungan rata-rata tiga tahun adalah 105% selama tahun 2021-2023. Fitch memperkirakan rasio gabungan tersebut akan tetap tidak stabil karena paparan perusahaan reasuransi terhadap risiko klaim dari bisnis asuransi properti dan kredit.
Tugure membukukan rugi bersih sebesar Rp36 miliar pada tahun 2023, dari laba bersih sebesar Rp101 miliar pada tahun 2022. Pengembalian atas ekuitas turun menjadi -2% pada tahun 2023 (2022: 7%), dengan rata-rata tiga tahun sebesar 2%. Perusahaan reasuransi tersebut kembali memperoleh laba bersih sebesar Rp106 miliar pada semester I/2024, dengan pengembalian atas ekuitas tahunan sebesar 14%, karena cadangan teknis yang lebih rendah.
Fitch memandang portofolio investasi Tugure sebagai likuid, dengan kas, deposito berjangka, dan surat berharga pendapatan tetap menyumbang sekitar 77% dari aset yang diinvestasikan pada akhir tahun 2023. Sebagian besar surat berharga pendapatan tetapnya adalah obligasi pemerintah dan korporasi yang diperingkat setidaknya ‘AA’ pada skala nasional. Portofolio yang tersisa terdiri dari reksa dana dan saham.
Tugure terutama menggunakan excess-of-loss treaties untuk mengurangi paparan bencana dan memantau risikonya. Anggota panel retrosesi diberi peringkat ‘A-‘ atau lebih tinggi pada skala internasional. Perusahaan reasuransi berkolaborasi secara berkala dengan broker eksternal untuk menilai risiko bencana secara konservatif melalui berbagai alat pemodelan. Tugure mempertahankan 75% premi non-jiwa pada tahun 2023.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News