Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah merevisi Outlook PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) menjadi Stabil dari Negatif dan mengafirmasi Peringkat Default Penerbit Mata Uang Asing Jangka Panjang dan peringkat pada obligasi US$400 juta 7,75% jatuh tempo 2026 di ‘BB-‘.
Melalui keterangan resminya, Fitch menjelaskan bahwa revisi Outlook mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa BUMA akan mampu mengurangi leverage bersih FFO di bawah sensitivitas negatifnya pada tahun 2022, didorong oleh volume pemindahan lapisan penutup yang lebih tinggi dan belanja modal yang lebih rendah.
Outlook Stabil juga mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa BUMA akan berhasil mengatasi risiko perpanjangan kontrak, dan menjaga kelangsungan bisnis.
Menurut Fitch, peringkat BUMA mencerminkan posisinya yang kuat sebagai kontraktor pertambangan terbesar kedua di Indonesia, dengan pangsa pasar sekitar 15%, dan catatan operasional yang memuaskan dengan pelanggan.
|Baca juga: MARKET REVIEW: IDX Energy dan IDX Basic Materials Ungkit Laju IHSG
Peringkat dibatasi oleh risiko konsentrasi pelanggan BUMA, dengan sekitar 80% volumenya berasal dari tiga pihak lawan, dan sifat siklus industri kontraktor batu bara domestik yang sangat tinggi.
Fitch memperkirakan volume pemindahan lapisan penutup BUMA akan meningkat menjadi sekitar 380 juta bank cubic meter (mbcm) pada tahun 2022 dari 325mbcm pada tahun 2021, dan tetap mendekati level tersebut hingga tahun 2025.
Fitch berharap BUMA mulai beroperasi mendekati targetnya tingkat pengoperasian tahunan 70mbcm di tambang Tutupan PT Adaro Indonesia (BBB-/Stabil) pada 1Q22. Peningkatan volume pada kontrak baru ini sedikit tertunda karena curah hujan yang lebih tinggi dari perkiraan pada 2H21, tetapi BUMA sekarang telah menyelesaikan sebagian besar pekerjaan yang diperlukan dan akan segera mulai bekerja dengan kapasitas penuh.
Fitch juga mengharapkan ekspansi volume yang berkelanjutan oleh pelanggan utama BUMA lainnya, PT Bayan Resources Tbk (BB-/Stabil). “Kami memperkirakan pertumbuhan di Bayan untuk mengimbangi volume yang hilang ketika kontrak lama Adaro untuk tambang Paringinnya berakhir pada tahun 2022 dengan menipisnya cadangannya. Ini akan menjaga volume pemindahan lapisan penutup tetap rata sekitar 370mbcm-390mbcm selama 2023-2025.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News