Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menaikkan Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Aneka Gas Industri Tbk ke ‘A(idn)’ dari ‘A-(idn)’, dengan Outlook Stabil.
Fitch pada saat yang sama juga menaikkan peringkat seluruh program dan penerbitan obligasi dan sukuk rupiah Aneka Gas ke ‘A(idn)’ dari ‘A-(idn)’.
Dikutip dari keterangan resminya, Fitch menjelaskan kenaikan peringkat mencerminkan ekspektasinya bahwa leverage net debt/EBITDA akan turun ke 3,4x di tahun 2022 (2021: 3,5x), di bawah sensitivitas positif kami, didukung oleh pertumbuhan EBITDA dan belanja modal yang moderat.
“Kami yakin belanja modal akan turun menjadi kurang dari IDR500 miliar karena belanja modal besar pada tahun 2021 akan memberikan ruang tambahan untuk kapasitas produksi,” jelasnya.
Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Fitch memperkirakan EBITDA akan mencapai sekitar IDR890 miliar pada tahun 2022 dari IDR863 miliar pada tahun 2021 karena pendapatan tumbuh sekitar 4% sementara margin EBITDA tetap stabil. Pertumbuhan pendapatan akan didukung oleh volume penjualan produk airgas dan non-airgas yang lebih tinggi karena harga akan ternormalisasi dari harga yang tinggi di tahun 2021 karena gelombang Delta Covid-19.
|Baca juga: Aneka Gas Industri (AGII) Catatkan Obligasi & Sukuk senilai Rp300 Miliar
Peringkat Aneka Gas dibatasi oleh skala operasionalnya yang lebih rendah dari peers yang memiliki peringkat lebih tinggi di skala nasional. Namun, Fitch memperkirakan skala bisnisnya akan meningkat secara bertahap, sejalan dengan ekspansi kapasitas yang didukung oleh pertumbuhan aktivitas manufaktur dan industri. Batasan dari skala Aneka Gas diimbangi oleh profil bisnisnya yang kuat karena posisi pasar yang solid, marjin EBITDA yang kuat, dan arus kas yang bersumber dari kontrak jangka panjang.
Belanja modal yang lebih rendah pada tahun 2022 akan mendukung deleveraging dalam tiga tahun ke depan. Kami memperkirakan belanja modal akan termoderasi menjadi sekitar IDR430 miliar dari IDR950 miliar di tahun 2021 karena perusahaan fokus untuk mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada.
Belanja modal yang besar pada tahun 2021 juga akan memberikan ruang tambahan lebih besar atas kapasitas produksi. Fitch tidak memperkirakan akuisisi aset dari PT Samator untuk terulang kembali karena operasional gas industri dalam grup telah terpusat di Aneka Gas, dan hanya menyisakan sedikit aset di Samator. “Asumsi belanja modal kami menghasilkan rasio intensitas belanja modal sebesar 15%,” jelasnya.
Fitch memperkirakan belanja modal yang moderat dan pertumbuhan EBITDA akan meningkatkan arus kas bebas (FCF) yang kami perkirakan akan menjadi positif mulai tahun 2023. Modal kerja yang relatif stabil karena eksposur atas komoditas yang rendah juga akan mendukung arus kas internal. Fitch juga memperkirakan kas internal untuk dapat menutupi pembayaran dividen yang moderat dalam tiga tahun ke depan tanpa dampak yang signifikan pada marjin FCF. Perusahaan membayar dividen sekitar IDR30 miliar pada Agustus 2022, sebelumnya tidak melakukan pembayaran di 2020 dan IDR9,6 miliar di 2021.
|Baca juga: Fitch Revisi Outlook Aneka Gas (AGII) Jadi Positif
Kepemimpinan Aneka Gas di pasar gas industri memberikan posisi tawar yang kuat, yang memungkinkannya untuk meneruskan biaya produksi yang lebih tinggi kepada pelanggan. Dengan demikian, perusahaan akan mampu menutupi kemungkinan kenaikan biaya listrik dengan menyesuaikan harga jualnya. Hal ini akan menghasilkan marjin EBITDA yang stabil di sekitar 30%-31% selama tiga tahun ke depan (2021: 31,5%). Perusahaan juga tidak terekspos oleh pergerakan harga komoditas, karena sifat bisnisnya membuat pembelian bahan baku yang minimal dibandingkan dengan total biaya produksi.
Fitch meyakini bahwa jaringan distribusi Aneka Gas yang kokoh dan logistik yang terintegrasi akan terus menolong perusahaan dalam mengamankan posisinya di pasar gas industri Indonesia yang masih bertumbuh. Perusahaan merupakan produsen gas industri terbesar di Indonesia, memiliki sekitar sepertiga dari total konsumsi gas industri. Performa bisnisnya yang kuat sebagai pemimpin pasar meningkatkan pangsa pasar gas industri perusahaan (seperti silinder dan bulk gas) menjadi 45% pada 2021 (2019: 38%), dan Fitch memperkirakan ini akan berlanjut.
Aneka Gas adalah pemimpin pasar dalam industri gas medis di Indonesia, dengan pangsa pasar sekitar 75%-80% menurut perusahaan. Aneka Gas mengukuhkan kepemimpinan pasar pada 2021 di tengah tumbuhnya permintaan atas oksigen medis untuk merawat pasien-pasien Covid-19. Perusahaan mengatakan permintaan oksigen medis meningkat lebih dari 4x pada Juli-Agustus 2021 karena meningkatnya penularan.
Porsi yang besar dari pendapatan Aneka Gas berasal dari kontrak jangka panjang, yang memberikan visibilitas pendapatan. Manajemen memperkirakan pendapatan yang dikontrak terhadap total pendapatan akan meningkat pada 2023, dengan rata-rata umur kontrak yang stabil.
Pendapatan dari gas juga terdiversifikasi dengan baik, dengan 20 pelanggan utama berkontribusi hanya sekitar 20% dari total pendapatan. Jaringan distribusi Aneka Gas yang kuat dan luas adalah sebuah penghalang yang kuat bagi kompetisi potensial dengan 55 pabrik (termasuk pabrik pemisahan-udara) dan 106 stasiun pengisian pada 28 provinsi dari total 34 provinsi di Indonesia.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News