1
1

Fluktuasi Harga Batu Bara & CPO Akan Pengaruhi Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia

Pertambangann batu bara. | Foto: ist

Media Asuransi, JAKARTA – Fluktuasi harga komoditas terutama batu bara dan CPO diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap angka neraca perdagangan Indonesia dalam jangka pendek dan menengah.

Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – September’s trade balance: Unexpectedly higher trade surplus, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan pada bulan September, surplus perdagangan Indonesia melebar menjadi US$3,4 miliar, dari ekspektasi yang sebesar US$2,3 miliar dan surplus di bulan Agustus yang sebesar US$3,1 miliar.

Hal ini disebabkan oleh kontraksi impor yang mencapai 12,5% YoY yang signifikan dalam impor (dibandingkan dengan konsensus penurunan 5,0% YoY). Sementara itu, ekspor terus mengalami kontraksi pada bulan September, turun 16,2% YoY (dibandingkan dengan perkiraan penurunan 14,4% YoY dari Mirae dan perkiraan konsensus penurunan 13,7% YoY). Terutama, ekspor non-migas mengalami penurunan 17,7% YoY, sementara ekspor migas tumbuh sebesar 11,6% YoY, didorong oleh kenaikan harga bahan bakar global yang lebih tinggi.

|Baca juga: Harga CPO Diperkirakan Berkisar US$750-US$800/ton, Mirae Pertahankan Peringkat Netral

Rully menjelaskan surplus neraca perdagangan bulan September mendorong akumulasi surplus pada 9 bulan 2023 tahun 2023 yang mencapai US$27,8 miliar (dibandingkan dengan US$39,8 miliar pada 9 bulan 2022). Meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, neraca perdagangan tetap stabil. “Stabilitas ini seharusnya terus mendukung surplus dalam neraca barang pada neraca transaksi berjalan, yang kami perkirakan akan sedikit meningkat pada 3Q23 dibandingkan 2Q23.”

Dia menambahkan surplus perdagangan secara akumulasi mencapai US$7,9 miliar pada 3Q23 (dibandingkan dengan US$7,8 miliar pada 2Q23. Selain itu, Rully percaya bahwa faktor musiman akan menyebabkan penurunan defisit pendapatan primer dan jasa, sehingga menghasilkan defisit neraca transaksi yang terkendali, diperkirakan sebesar 0,5% dari PDB pada kuartal ketiga tahun 2023.

Mengingat perkembangan terkini dalam perekonomian global dan domestik, serta harga komoditas yang stagnan, Rully memperkirakan bahwa moderasi pertumbuhan ekspor dan impor akan berlanjut sepanjang tahun ini, mungkin hingga semester I/2024.

“Kecenderungan menunjukkan penurunan ekspor ke mitra-mitra utama, termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan India. Angka perdagangan internasional Indonesia akan terus dipengaruhi secara signifikan oleh fluktuasi harga komoditas, terutama batu bara dan CPO, dalam jangka pendek dan menengah.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Harga Emas Spot Diperkirakan Lanjutkan Koreksi
Next Post Fitch Naikkan Peringkat Viabilitas Bank Mandiri Jadi bbb- dari bb+

Member Login

or