1
1

Gara-Gara Cuti Bersama Idul Adha, Pasar Saham Bakal Sepi

Pialang saham sedang melintas di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Sekuritas memperkirakan perdagangan pasar saham Tanah Air akan cenderung sepi pada pekan ini karena waktu perdagangan yang hanya 2 hari.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG dalam sepekan (19-23 Juni 2023) terkoreksi -0,87%. Melemahnya IHSG sejalan dengan performa indeks sektoral, dimana dalam sepekan seluruh sektor ditutup pada zona merah. Sektor teknologi memimpin pelemahan -4,26%, disusul sektor kesehatan yang turun -1,60%. Pada pasar ekuitas domestik asing melakukan jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp1,73 triliun.

“Jumlah transaksi pada pekan ini juga menurun dengan rata-rata harian sebesar Rp8,29 triliun, dibandingkan dengan minggu sebelumnya (12-16 Juni 2023) sebesar Rp9,94 triliun.”

Menurut dia, katalis yang mempengaruhi pergerakan IHSG sepekan lalu datang dari eksternal dan domestik. Secara eksternal, Pekan ini The Fed, melalui Jerome Powell di hadapan Kongres memberikan pernyataan akan sikap hawkish yang masih berlanjut untuk menekan inflasi hingga di target 2%. Sehingga masih ada kemungkinan kenaikan 50 bps lanjutan hingga di akhir tahun 2023. Pernyataan ini sekaligus membuat sektor teknologi kembali melemah. Indeks Nasdaq dalam sepekan turun -1,75%, sejalan dengan pergerakan sektor teknologi di pasar saham domestik melemah -4,26%.

|Baca juga: MARKET REVIEW: IHSG Masih di Zona Merah

Sementara itu, tren suku bunga tinggi masih belum berakhir. Hal ini tercermin dari Bank Sentral Inggris (BoE) kembali menaikkan suku bunga pada periode Juni 2023 sebesar 50 bps menjadi di level 5%. Kenaikan suku bunga tersebut merupakan ke-13 kalinya secara beruntun, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak krisis subprime mortgage tahun 2008.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% untuk memastikan inflasi terkendali pada kisaran target 2-4% hingga akhir tahun 2023. Kebijakan BI ini untuk menjaga stabilitas moneter di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti tren suku bunga tinggi negara maju yang masih berlanjut. Level suku bunga BI yang tinggi ini berpotensi menahan konsumsi dan permintaan kredit nasional. Adapun emiten yang memiliki rasio leverage yang besar juga akan terdampak.

Pada pekan ini, jelas Ratih, rilis domestik yang dapat dicermati yaitu data jumlah uang beredar pada periode Mei 2023. Data ini juga menggambarkan pertumbuhan penyaluran kredit, serta jenis penggunaanya. Selanjutnya, belum ada rilis signifikan yang dapat menjadi booster pergerakan IHSG hingga di akhir Juni 2023. Pelaku pasar menunggu kinerja keuangan emiten untuk Kuartal II-2023 yang akan rilis mulai bulan depan.

“Perdagangan pekan ini yang hanya berjalan 2 hari (26-27 Juni 2023) di tengah katalis yang minim membuat market akan cenderung sepi. IHSG pada perdagangan 26-27 Juni 2023 diproyeksikan bergerak sideways dalam range 6.610-6.710.”

Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk 26-27 Juni 2023

(Buy) BRIS di area Rp1.680 dengan target harga pada resistance di level Rp1.750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.610.

(Buy) MAPI di area Rp1.705 dengan target harga pada resistance di level Rp1.780 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.650.

(Buy) MDKA di area Rp3.150 dengan target harga pada resistance di level Rp3.350 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp3.000.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pefindo Ganjar Peringkat BTN idAAA Outlook Stabil
Next Post Menkeu: APBN Kembali Catatkan Kinerja Positif di Mei 2023

Member Login

or