Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idBBB dengan prospek stabil kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
“Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan yang kuat akan adanya dukungan pemerintah, posisi bisnis GIAA yang kuat, dan jaringan rute yang komprehensif,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 2 Oktober 2024.
Peringkat dibatasi oleh profil keuangan perusahaan yang lemah, persaingan pasar yang ketat, dan partisipasi perusahaan pada sektor industri penerbangan yang menurut pandangan Pefindo cukup cyclical.
|Baca juga: Garuda Indonesia Beli Sertifikat SPE GRK di IDX
“Kami dapat menaikkan peringkat jika profil keuangan GIAA membaik karena imbal hasil yang lebih kuat dan tangguh, sehingga leverage menjadi lebih rendah dan cakupan arus kas menjadi lebih kuat secara berkelanjutan.”
Pefindo juga dapat menaikkan peringkat jika GIAA memenuhi rencananya untuk mengurangi utang dan memperkuat metrik kreditnya. Namun, Pefindo dapat menurunkan peringkat jika kinerja operasional memburuk secara signifikan, akibat penurunan perjalanan penumpang dan tekanan harga tiket pesawat yang tidak terduga, atau jika peningkatan material atas basis biaya melemahkan profitabilitas dan arus kas secara berkelanjutan.
|Baca juga: MA Tolak Kasasi Pembatalan PKPU dari 2 Kreditur Garuda Indonesia (GIAA)
Dukungan pemerintah yang lebih lemah juga dapat menyebabkan Pefindo merevisi penilaian tentang kemungkinan dukungan pemerintah yang sudah dipertimbangkan dalam peringkat.
Didirikan pada tahun 1949, GIAA adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang menyediakan layanan penumpang udara, kargo, dan layanan maskapai lainnya, dengan hub utamanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dekat Jakarta. Perusahaan melayani sistem penerbangan full service (FSC) melalui maskapai utamanya, Garuda Indonesia, dan penerbangan bertarif rendah (LCC) melalui anak perusahaannya yang dimiliki sepenuhnya, PT Citilink Indonesia.
Perawatan, perbaikan, dan overhaul (MRO) pesawatnya juga dilakukan oleh anak perusahaan, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI). Per 31 Maret 2024, pemerintah memiliki 64,5% saham perusahaan, diikuti oleh Trans Airways (8%), dan sisanya dimiliki oleh publik.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News