Melalui Daily Write Up bertajuk Coal (Neutral/Downgrade) – 2023F outlook: Turning cold, analis Mirae Sekuritas, Juan Harahap, memperkirakan bahwa harga batu bara akan menurun pada tahun 2023 dan seterusnya didorong oleh 1) produksi batu bara domestik yang lebih tinggi di China dan India, 2) gangguan permintaan dari tren energi terbarukan, dan 3) eksportir yang meningkatkan produksi untuk memonetisasi harga batu bara yang menguntungkan saat ini.
Oleh karena itu, dia memperkirakan harga batu bara global akan berada pada USD280 per ton (-12,5% yoy) di 2023F. Patut diperhatikan bahwa kami masih memperkirakan harga batu bara akan tetap lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena Juan melihat pasokan energi masih terbatas dengan batu bara masih digunakan untuk mengkompensasi kekurangan pasokan gas dari Rusia.
|Baca juga: MARKET REVIEW: IHSG Melemah 1,46% Tersengat Penurunan Batu Bara
Batu bara mengalami lonjakan permintaan sementara di beberapa daerah dari sektor listrik dan industri sebagai tanggapan atas kenaikan harga gas alam, yang mengganggu investasi energi terbarukan. Namun, setelah krisis energi selesai, Juan memperkirakan dunia akan terus mengejar target iklim dan lingkungan, yang menyebabkan permintaan batu bara global menurun.
Berdasar laporan IEA, permintaan batu bara menurun dengan fase penurunan yang lebih cepat di negara maju dibandingkan di pasar negara berkembang dan negara berkembang. Konsumsi batu bara diperkirakan akan menurun sekitar 10% hingga 2030 dalam skenario Stated Policies Scenario (STEPS) dan sebesar 20% dalam skenario Announced Pledges Scenario (APS).
Target produksi batu bara Indonesia untuk tahun 2022 adalah 663 juta ton, atau meningkat sebesar 8,0% yoy. Per September 2022, realisasi produksi batu bara mencapai 436,8 juta ton atau 65,9% dari total target produksi. Pada 2023F, Indonesia berencana meningkatkan produksi dalam negeri menjadi 694 juta ton, atau meningkat 4,7% yoy.
|Baca juga: Volatilitas Tinggi, Rekomendasi Sektor Pertambangan Logam Diturunkan Jadi Netral
Seiring dengan kenaikan harga batu bara pada tingkat yang menguntungkan, kinerja laba di semua cakupan Mirae Sekuritas telah meningkat secara signifikan yang berarti reli harga saham. Namun, karena diperkirakan harga batu bara akan turun di masa mendatang, Juan melihat potensi risiko penurunan harga saham meningkat.
“Karena kami mengharapkan lebih banyak tekanan pada harga saham pertambangan batubara di masa mendatang, kami menurunkan rekomendasi sektor batubara kami menjadi Netral (sebelumnya: Overweight),” jelasnya.
Juan tetap memilih ADRO sebagai pilihan utama kami karena melihat 1) diversifikasi ke bisnis non-batu bara yang akan menguntungkan ke depan, 2) positioning yang kuat di pasar domestik akan bermanfaat ketika skema BLU diimplementasikan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News