1
1

Harga Minyak Menyusut, Emas Global Sentuh Level Tertinggi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak turun hampir satu persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Hal itu karena skeptisisme seputar China dalam mencapai target pertumbuhan ekonominya dan menurunnya selera risiko investor melawan melemahnya dolar AS.

Mengutip The Business Times, Rabu, 6 Maret 2024, minyak mentah berjangka Brent turun 76 sen AS atau 0,9 persen, menjadi US$82,04 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 59 sen AS atau 0,8 persen menjadi US$78,15 per barel. Kedua tolok ukur tersebut telah turun lebih dari US$1 selama sesi tersebut.

Membebani harga, China, importir minyak terbesar di dunia, menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada 2024 sekitar lima persen. Meskipun target tersebut serupa dengan target tahun lalu dan sejalan dengan ekspektasi para analis, tapi kurangnya rencana stimulus besar untuk menopang perekonomian negara yang sedang kesulitan mengecewakan para investor.

|Baca juga: XL Axiata dan OCBC Luncurkan Fasilitas Pinjaman Modal Womenpreneur hingga Rp200 Juta Tanpa Agunan

“Target pertumbuhannya baik-baik saja, namun yang hilang adalah bagaimana mereka ingin mencapainya –stimulus seperti apa yang masih belum jelas untuk saat ini,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.

Harga emas capai titik tertinggi

Di sisi lain, harga emas global pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB) mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Kondisi itu didorong oleh status safe haven menjelang perkiraan penurunan suku bunga AS di tengah meningkatnya kesuraman ekonomi.

Tak lama setelah pukul 13.30 GMT (13.30 GMT), emas menguat menjadi US$2.141,79 per ons, melampaui puncak sebelumnya sebesar US$2.135,39 yang terjadi pada awal Desember, sebelum turun sedikit. Emas, yang kedua faktor pendorongnya adalah pembelian perhiasan dan investasi, kini telah memperoleh kenaikan nilai sekitar 15 persen sejak tahap yang sama tahun lalu.

“Kekhawatiran seputar prospek ekonomi global, ketegangan geopolitik, dan pergeseran ekspektasi terhadap penurunan suku bunga sebelumnya telah memicu peningkatan permintaan logam mulia, yang menyebabkan kenaikan harga,” pungkas Analis ActivTrades Ricardo Evangelista.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diramal Mixed, Ajaib Sarankan Saham BRIS, EXCL, ANTM
Next Post Pefindo Berikan Peringkat idA(pg) untuk Obligasi Arkora Hydro

Member Login

or