1
1

IHSG Bakal Melemah Berkepanjangan Usai Sri Mulyani Lengser? Begini Jawaban Tegas Analis!

Seorang pialang saham sedang melintas di lobi Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengganti Sri Mulyani Indrawati dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai menteri keuangan (menkeu) membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat jatuh. Hal itu terjadi usai diumumkannya reshuffle kabinet.

Analis Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama menilai dampak langsung terhadap emiten berbasis asuransi relatif terbatas. Pasalnya, saham-saham di sektor asuransi cenderung tidak likuid di pasar modal.

|Baca juga: Pemerintah Luncurkan Program Paket Ekonomi 2025 Demi Genjot Pertumbuhan Ekonomi

|Baca juga: Purbaya Diminta Kebut Penyelesaian Kasus Jiwasraya, Pengamat: Pulihkan Kepercayaan Publik ke Industri Asuransi

“Kalau emiten berbasis asuransi tidak likuid ya. Jadi, apalagi kalau misalkan hari ini IHSG menurun,” ujar Nafan, kepada Media Asuransi, Selasa, 16 September 2025.

Sebelumnya IHSG memang mengalami penurunan, lanjutnya, namun kemungkinan indeks akan menguat setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan stimulus jumbo pada sektor perbankan sebesar Rp200 triliun.

“Tentunya IHSG akan berhasil menguat ya. Didukung oleh penguatan di sektor perbankan,” ucapnya.

Akan tetapi, Nafan menyatakan, berbeda dengan saham perbankan yang cenderung likuid dan menjadi incaran investor, saham-saham asuransi justru stagnan. “Cuma masalahnya untuk asuransi, emitennya itu punya harga sama, rata-rata kurang lebih. Jadi saya pikir not rated ya kalau untuk emiten-emiten berbasis insurance,” ujar Nafan.

|Baca juga: Asuransi Sinar Mas Tanggung Risiko Peluncuran Satelit Nusantara Lima

|Baca juga: DAI Harap Kemenkeu Pandang Asuransi Jadi Indikasi Industri Jasa Keuangan Kuat dan Sehat

Terkait potensi pelemahan berkepanjangan pada IHSG, Nafan mengaku belum bisa memberikan proyeksi khusus. Akan tetapi, ia menilai, diversifikasi investasi menjadi penting, terutama bagi institusi seperti perusahaan asuransi.

“Tentunya investor lebih menyukai saham-saham likuid seperti saham perbankan. Apalagi bank-bank besar,” tutup Nafan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Diramal Restui Relaksasi Pemenuhan Ekuitas Minimum Industri Asuransi di 2026
Next Post IHSG Melemah di Sesi I Selasa

Member Login

or