1
1

IHSG dan Rupiah Kompak Bertenaga di Perdagangan Sore

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis sore berakhir di area hijau. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan terpantau menguat ketimbang pagi tadi di Rp16.322 per US$.

IHSG Kamis, 6 Juni 2024, perdagangan sore ditutup di 6.974, menguat 27 poin atau setara 0,39 persen ketimbang pagi tadi di 6.947. Posisi tertinggi di 7.032 dan terendah di 6.939. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 15 miliar lembar saham senilai Rp8,2 triliun. Sebanyak 290 saham menguat, 265 saham melemah, dan 230 saham stagnan.

Mengutip Investing, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat ke Rp16.261 per US$. Posisi tertinggi nilai tukar rupiah berada di Rp16.322 dan terendah di Rp16.255 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.202 per US$.

S&P 500 dan Nasdaq capai level tertinggi baru

Di sisi lain, bursa saham Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Penguatan terjadi dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq sama-sama mencapai level tertinggi baru, sementara perancang chip Nvidia mencapai nilai pasar sebesar US$3 triliun.

|Baca juga: Sejumlah Perusahaan Asuransi Non Jiwa di Vietnam Catat Laba Impresif di Kuartal I/2024

Indeks S&P 500 berbasis luas melonjak 1,2 persen menjadi 5.354. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq yang berbasis teknologi menguat dua persen menjadi 17.187. Kemudian Dow Jones Industrial Average menguat 0,3 persen menjadi 38.807,33.

Sedangkan dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan sektor jasa di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut mengalami pemulihan pada Mei setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.

Dolar AS melonjak 0,9 persen terhadap yen menjadi 156,33 yen. Mata uang Jepang menelusuri kembali kenaikan pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB) yang didorong oleh investor melepas taruhannya di pasar negara berkembang. Upah riil Jepang turun selama 25 bulan berturut-turut di April karena inflasi melebihi kenaikan gaji nominal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Aqua Terpilih Jadi Official Mineral Water Timnas Indonesia
Next Post Gelar Kegiatan Donor Darah Ke-115, BCA dan PPATK Kumpulkan 400 Lebih Kantong Darah

Member Login

or