Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin pagi atau di awal April terlihat melemah. Para investor sebaiknya berhati-hati meski tak ditampik pelemahan tersebut bisa menjadi kesempatan untuk mengakumulasi sejumlah saham yang terdiskon untuk diakumulasi.
IHSG Senin, 1 April 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.288 dan tak lama melemah ke 7.245. Level tertinggi di 7.295 dan terendah di 7.232. Volume perdagangan pagi ini tercatat 2,34 miliar lembar saham senilai Rp1,32 triliun. Sebanyak 186 saham menguat, 274 saham melemah, dan 147 saham tertekan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Senin pagi terpantau melemah ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di Rp15.856 per US$. Sejauh ini belum ada katalis positif signifikan yang membuat mata uang Garuda berbalik arah dan kembali ke level Rp15.700 per US$.
|Baca juga: OJK Akhiri Program Restrukturisasi Kredit Perbankan Terdampak Pandemi Covid-19
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah ke Rp15.888 per US$ dengan year to date return 3,21 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.876 hingga Rp15.896 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.832 per US$.
Indeks S&P 500 meningkat 10 persen
Di sisi lain, indeks S&P 500 yang menjadi salah satu indeks saham yang paling banyak diawasi di dunia telah meningkat lebih dari 10 persen selama tiga bulan pertama 2024, didukung oleh 22 rekor tertinggi. Sekitar 40 persen saham dalam indeks diperdagangkan di atas posisi 12 bulan lalu.
Bahkan ketika indeks melemah, penurunan tersebut tidak terlalu signifikan, dengan hanya tiga hari pada 2024 di mana S&P 500 telah jatuh lebih dari satu persen pada penutupan. Pergerakan ini didorong oleh kembalinya selera terhadap saham.
Adapun investor pada Maret menggelontorkan sekitar US$50 miliar ke dana yang membeli saham di Amerika Serikat, menurut data dari EPFR Global. Sebuah kenaikan kecil di Januari, berdasarkan ekspektasi Federal Reserve AS akan mulai memotong suku bunganya tahun ini, telah membuka jalan bagi optimisme yang lebih luas.
Data terbaru mengenai inflasi dan belanja yang dirilis pada Jumat, 29 Maret, sejalan dengan ekspektasi para ekonom, sehingga memperkuat perkiraan yang berlaku mengenai pergerakan suku bunga The Fed. “Kita tidak perlu terburu-buru untuk melakukan pemotongan,” pungkas Ketua The Fed Jerome Powell.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News