1
1

IHSG Diperkirakan Sideways Cenderung Melemah pada Pekan Ini

Bursa Saham Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan pasar saham diproyeksikan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah, mengingat tingginya ketidakpastian pasar terutama dari sentimen global, yakni dari AS.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Infovesta mencatat IDX Composite (IHSG), dalam sepekan terakhir bergerak volatile dengan ditutup turun sebesar 0,71% ke level 6.765. Volatile-nya pergerakan indeks dipengaruhi oleh asing yang masih melakukan aksi net sell pada beberapa saham Big Cap akibat dominannya sentimen negatif di pasar.

Dari domestik, sentimen penekan berasal dari berlanjutnya tren depresiasi kurs Jisdor Rupiah dan turunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 122,4 poin (vs 123,0 poin pada Januari 2023) namun masih di level optimisnya. Penurunan ini mencerminkan ekspektasi terhadap dampak tekanan biaya yang meningkat jelang bulan suci Ramadan mendatang.

|Baca juga: IHSG diprediksi Bergerak Mixed, Berikut Rekomendasi Saham Hari ini dari Ajaib

Sedangkan sentimen dari global lebih dipicu oleh AS yakni testimoni terbaru Gubernur The Fed yang mengindikasikan The Fed akan kembali agresif menaikkan FFR dengan target terminal rate sebesar 5,61% hingga akhir 2023.
Kemudian, rilis beberapa data ketenagakerjaan AS yang melebihi ekspektasi konsensus diantaranya data “JOLTS Job Openings” dan “non-farm payrolls”. Sikap agresif The Fed terhadap suku bunga FFR telah berdampak pada salah satu perbankan besar AS yakni Silicon Valley Bank (SVB) yang mengalami collapse. “Hal itu membuat semakin meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak lanjutan kenaikan FFR, apalagi dengan target terminal ratenya yang dinaikkan lebih tinggi.”
Sedangkan pada pasar Obligasi domestik juga bearish dimana Indonesia 10y Govt. Bond yield naik ke level 6,98%. Sedangkan untuk yield obligasi AS tenor 10-tahun walau turun ke level 3,70% selama sepekan terakhir, namun pola inversi yield curve AS semakin melebar spreadnya dari -103bps menjadi -120bps pada akhir pekan. Inversi yield mengindikasikan potensi ekonomi AS akan ke zona resesi dalam jangka pendek.
Dalam sepekan ke depan, pasar saham diproyeksikan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah, mengingat tingginya ketidakpastian pasar terutama dari sentimen global, yakni dari AS.
“Kondisi ini akan dapat memicu foreign outflow lanjutan pada pasar domestik. Sedangkan sentimen pada pasar obligasi, investor akan menantikan rilis RDG-BI di pekan ini dan keputusan The Fed terhadap suku bunga sentralnya.”
Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 70 Ribu Penonton Padati Konser Blackpink, Menparekraf: Berkah Bagi UMKM
(kiri-kanan) Direktur Teknologi & Operasi PermataBank, Abdy Salimin, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Doddy Zulverdi, Deputi Direktur Pengawasan LJK 2 dan Perizinan OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara,  Anton Purba, dan Chief of Branch Network PermataBank, Eddie Sajoga, mencoba kemudahan layanan transaksi pada peresmian PermataBank Model Branch Zainul Arifin Medan, Senin, 13 Maret 2023. | Foto: Arief Wahyudi
Next Post PermataBank Hadirkan Pengalaman Perbankan Modern dan Inovatif di Sumatra

Member Login

or