1
1

IHSG Melemah 11,43% Ytd

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global, pasar saham domestik ditutup melemah sebesar 11,80 persen month to date (mtd) pada 28 Februari 2025 ke level 6.270,60. Secara year to date (ytd) atau dari 2 Januari 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 11,43 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derviatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.879,86  triliun atau turun 11,68 persen mtd atau turun 11,80 persen ytd. “Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp18,19 triliun mtd dan secara ytd mencatatkan net sell sebesar Rp21,90 triliun,” katanya dalam jumpa pers secara daring, Selasa, 4 Maret 2025.

Lebih lanjut disampaikan bahwa secara mtd, kinerja indeks sektoral terjadi penurunan di beberapa sektor dengan penurunan terbesar di sektor energi dan infrastruktur. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd tercatat Rp11,60 triliun, naik dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham Januari 2025 sebesar Rp10,71 triliun.

|Baca juga: IHSG Terpangkas Respons Tarif AS ke Kanada

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,14 persen mtd dan naik 1,92 persen ytd  ke level 400,21. Yield SBN rata-rata turun 13,61 bps (basis points) mtd dan secara ytd turun 14,92 bps per akhir Februari 2025. Investor non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp8,86 triliun secara mtd dan secara ytd mencatatkan net buy Rp13,51 triliun.

“Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp0,21 triliun secara mtd dan mencatatkan net sell Rp0,99 triliun secara ytd,” jelas Inarno.

Di industri pengelolaan investasi, nilai asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp822,65 triliun pada 28 Februari 2025, turun 0,78 persen mtd atau turun 2,16 persen ytd. Dengan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp490,26 triliun atau turun 1,31 persen mtd dan secara ytd: turun 1,80 persen. Tercatat net subscription sebesar Rp3,03 triliun secara mtd  dan secara ytd mencatat net subscription Rp0,44 triliun.

|Baca juga: Indeks Saham Eropa Kebakaran Perang Tarif

Inarno mengatakan bahwa penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp20,74 triliun melalui satu penawaran umum terbatas dan 11 penawaran umum berkelanjutan. Sementara itu, masih terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp42,56 triliun.

Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 25 Februari 2025, telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 759 penerbitan efek dari 492 penerbit, 176.119 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,43 triliun.

Sementara itu, pada Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 28 Februari 2025, tercatat 110 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.578.443 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp 77,25 miliar.

Dalam rangka mendorong pendalaman pasar bursa karbon,  OJK bersinergi dalam melakukan kunjungan kerja pada fasilitas pembangkit listrik energi terbarukan untuk meningkatkan supply kredit karbon di bursa karbon. “Di samping itu, kegiatan kunjungan kerja juga mencakup pembahasan mengenai dukungan atas program hilirisasi pemerintah,” kata Inarno.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Chubb Caplok Bisnis Asuransi Liberty Mutual di Thailand & Vietnam! Berapa Nilainya?
Next Post Hyundai India Gaet Magma, Siap Kasih Asuransi Kendaraan di 600 Dealer!

Member Login

or