1
1

Indeks Dolar AS Tergelincir

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Indeks dolar Amerika Serikat (US$) memangkas kenaikannya pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Hal itu terjadi setelah harga produsen secara tak terduga turun pada Desember, sehingga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.

Mengutip The Business Times, Senin, 15 Januari 2024, sedangkan indeks harga produsen untuk permintaan akhir turun 0,1 persen bulan lalu, setelah penurunan harga barang. Sementara harga jasa tidak berubah, sehingga meningkatkan kemungkinan penurunan inflasi di bulan-bulan mendatang.

Hal ini menyebabkan para pedagang menambah taruhan untuk penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Dana Fed berjangka sekarang menyiratkan peluang penurunan suku bunga sebesar 79 persen pada Maret, naik dari 73 persen, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

|Baca: Lion Air Incar Dana Segar Rp7 Triliun Lebih

“Meskipun Anda tidak akan mengatakan secara keseluruhan gambaran makroekonomi berteriak kepada Anda bahwa mereka perlu melakukan pemotongan secepat itu, pasar tampaknya bersemangat dengan prospek pemotongan tersebut,” kata Kepala Penelitian Global G10 FX dan North Strategi Makro Amerika Standard Chartered Bank Cabang New York Steve Englander.

Penurunan suku bunga

Para pedagang mempertahankan pandangan mereka bahwa penurunan suku bunga pada Maret mungkin terjadi, bahkan setelah data inflasi harga konsumen berada di atas ekspektasi para ekonom. Laporan ketenagakerjaan Desember minggu lalu juga menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat, meskipun rincian mendasar dari laporan tersebut beragam.

Indeks dolar AS terakhir naik 0,19 persen pada 102,40. Mata uang Selandia Baru dan Australia termasuk di antara mata uang yang memiliki kinerja terbaik setelah data Jumat, namun kehilangan kenaikan pada hari berikutnya.

“Jika ini sebuah perdagangan maka mata uang beta yang lebih tinggi yang akan memberikan respons paling besar dan merasa nyaman karena pasar jelas-jelas sedang bersemangat untuk melakukan pemotongan suku bunga The Fed. Selama persepsi pasar masih seperti itu, saya pikir perusahaan dengan imbal hasil lebih tinggi akan mendapatkan hasil baik,” pungkas Englander.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Indeks Dow Jones Melemah saat Investor Cermati Laporan Keuangan
Next Post Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Member Login

or