Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor dapat meningkatkan tingkat risiko dalam pemilihan saham, tetapi investor diharapkan tetap memperhatikan fundamental perusahaan.
Dalam Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan pada pasar saham data fundamental domestik saat ini cukup solid dan tekanan ketidakpastian pasar semakin berkurang. “Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat mengurangi porsi SBN dengan tenor pendek dan mulai melakukan akumulasi pada SBN dengan tenor panjang.”
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +1,41% ke level 7.159,60. Posisi asing mencatatkan net sell sebanyak Rp1,08 triliun. Sedangkan pada saham, net sell asing terbesar yakni BMRI (Rp176,1 miliar), BBRI (Rp97,2 miliar), dan BBCA (Rp95,5 miliar).
|Baca juga: Infovesta: Tren Bullish IHSG Masih Akan Berlanjut
Sentimen dari domestik, rilis data Cadangan Devisa meningkat (Nov: US$138,1 miliar; Oct: US$133,1 miliar). Peningkatan Cadangan Devisa didorong oleh penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesai (SRBI), sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI), dan sukuk valuta asing (SUVBI). Langkah Bank Indonesia dalam menerbitkan instrumen baru telah mendorong peningkatan cadangan devisa serta sebagai upaya menstabilkan nilai tukar rupiah.
Rilis indeks keyakinan konsumen (IKK) terbaru mengalami penurunan level optimis (Nov: 123,6 poin; Oct: 124,3 poin). Penurunan level optimis dikarenakan turunnya tingkat ketersediaan lapangan kerja. Disisi lain, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi kedepan terlihat masih tetap optimis sejalan dengan dimulainya musim pesta demokrasi, serta hari raya Natal dan Tahun Baru dapat mendorong tingkat consumer spending masyarakat.
Sentimen dari global rilis data indeks PMI Servis (Nov: 51,5 poin ; Oct: 50,4 poin) dan PMI Komposit (Nov: 51,6 poin ; Oct: 50,0 poin) China kembali mengalami peningkatan level ekspansinya. Sedangkan dari AS, rilis data Manufaktur terbaru berlanjut menunjukkan penguatan. PMI Komposit dan Servis Global S&P masing-masing sebesar 50,7 poin dan 50,8 poin.
Industri manufaktur yang masih tetap kokoh mengindikasikan biaya operasi dan biaya servis yang masih tinggi serta tingkat ketenagakerjaan yang masih kuat. Investor perlu mencermati bagaimana rilis lanjutan beragam data tenaga kerja AS lainnya untuk menjadi gambaran langkah lanjutan kebijakan The Fed yang saat ini diprediksi tidak akan menaikkan FFR.
Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index tumbuh bullish sebesar +0,19% ke level 10.071,24. Kurs Rupiah terhadap US Dollar juga terapresiasi sebesar 0,15% ke level Rp 15.500. Sentimen dari domestik yakni rilis data Cadangan Devisa yang kembali meningkat dapat menjadi sinyal Bank Indonesia untuk tetap menahan suku bunga pada RDG BI ke depan.
Sentimen dari AS, kebijakan pengetatan FFR diprediksi semakin pudar dan sekarang pasar mulai meningkatkan ekspektasinya terhadap adanya penurunan FFR pada semester I/2024.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News