Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor saham dapat melakukan aksi buy on weakness ketika indeks terkoreksi. Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Selasa, 23 April 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -2,74% ke level 7.087,32. Investor asing mencatat jual bersih Rp4,51 triliun di seluruh pasar. Sektor teknologi (-8,06%) mencatat penurunan terbesar.
Dari sisi emiten, top market laggards dicatatkan oleh TLKM (-8,16%), BBCA (-3,56%), dan BBRI (-6,64%). Melemahnya bursa Wall Street (DJI) sebesar -2,36% dan masih berlanjutnya aksi jual investor asing memicu terkoreksinya pergerakan pasar IHSG. “Risiko pasar kembali meningkat setelah Israel dan Iran yang saling melancarkan serangan militer.”
|Baca juga: Infovesta: Investor Bisa Pilih Saham dengan Dividen Menarik
Serangan balasan dilakukan oleh Iran dengan menggunakan drone dan rudal setelah Israel menyerang kantor Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah. Pada hari Jumat (19/Apr), Israel kembali memanas dengan merespon serangan balasan Iran meskipun dalam lingkup kecil. Perang Israel dengan Iran memicu perang lebih luas yang mengganggu pasokan minyak mentah global. “Kondisi ini dapat mendorong kembali laju inflasi yang berasal dari harga energi.”
Sentimen dari domestik, rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menunjukkan peningkatan level optimis menjadi 123,8 poin pada Maret 2024 (vs 123,1 poin pada Feb 2024). Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri telah mendorong tingkat pengeluaran konsumsi masyarakat sehingga laju IKK mengalami peningkatan laju optimistis. Laju IKK kedepan diproyeksi masih tetap berada di level optimis, meskipun tingkat pengeluaran konsumsi masyarakat tidak sebesar bulan sebelumnya.
Sentimen dari global, rilis data laju pertumbuhan ekonomi China meningkat sebesar 5,3% YoY pada kuartal I/2024 (vs 5,2 YoY kuartal IV/2023) dan di atas ekspektasi pasar. Laju pertumbuhan ekonomi China yang meningkat menunjukan ekonomi China semakin tumbuh membaik. Peningkatan itu didukung oleh paket stimulus pemerintah China untuk mendorong permintaan yang tumbuh meningkat dan lebih kuat. Tantangan ekonomi China masih tertuju pada sektor properti.
|Baca juga: Infovesta Sarankan Investor Pilih Saham dengan Dividen Yield Menarik
“Sektor ini menunjukan daya permintaan yang masih lemah tercermin pada indeks harga rumah pada Maret 2024 kembali terjadi peningkatan laju deflasi sebesar -2,2% YoY (vs -1,4% YoY Feb 2024).”
Sentimen dari AS, rilis data penjualan ritel meningkat sebesar 4% pada Maret 2024 (vs 2,1% Feb’24). Data penjualan ritel yang meningkat ini menunjukan belanja konsumen yang kuat pada kuartal I/2024. Hal ini mencerminkan bahwa perekonomian AS tetap solid, serta telah memberikan sinyal terhadap The Fed tetap dalam mode wait-and-see. Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Gov. Bond Index turun -0,66% ke level 10.165,85.
Sentimen pasar obligasi domestik dibayang-bayangi oleh pergerakan yield UST-10yr yang naik sebesar 12bps dalam sepekan ke level 4,62%. Rilis data ekonomi AS yang menunjukan tetap kuat dengan klaim pengangguran AS terbaru turun ke 212K membuat The Fed bersikap untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
“Pelaku pasar juga menurunkan ekspektasinya yakni hanya memperkirakan terjadi 1x penurunan FFR di tahun 2024 antara periode September hingga Desember 2024.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News