1
1

Infovesta: Pasar Akan Wait & See Rilis Data Core PCE Price Index

Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan, dari sisi katalis, pasar akan wait & see rilis data Core PCE Price Index.

Pada pasar saham, tekanan diprediksi mereda secara lebih terbatas dan ada potensi penguatan, investor dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued jika risiko sudah terpantau lebih mereda.

Sedangkan pada obligasi, gerak pasar SBN diprediksi masih sanggup menguat terbatas namun masih akan dibayangi beberapa isu seperti volatilitas Rupiah. “Investor disarankan menerapkan strategi barbel guna menyeimbangkan porsi penempatan tenor pendek-menengah dengan tenor panjang,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 25 Maret 2025.

|Baca juga:Infovesta Utama: Investor Bisa Buy Saham Perbankan Diskon

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -3,95% ke level 6.258,18 dipicu oleh melemahnya indeks sektoral dan saham big bank. Kemudian, investor asing masih melakukan aksi jual bersih hingga Rp7,13 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top laggard IHSG yakni BBCA (-9,71%), DCII (-15,97%) dan BMRI (-6,96%).

Dari sentimen domestik, rumor tentang kemungkinan Sri Mulyani mundur dari posisi Menteri Keuangan kembali mencuat, meskipun telah dibantah. Sri Mulyani dianggap sebagai simbol stabilitas fiskal, sehingga ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan investor, terutama konglomerat dan investor asing.

|Baca juga:Berminat Beli Unitlink saat Industri Pasar Modal Kian Menantang? Infovesta Sarankan Hal Berikut!

Dari China, PBoC mempertahankan tingkat suku bunga untuk tenor 1 tahun di level 3,1% dan tenor 5 tahun di level 3,6% sesuai dengan ekspektasi pasar. Keputusan terbaru tersebut menyusul langkah Fed AS untuk mempertahankan suku bunga utama sambil mengisyaratkan kemungkinan dua kali penurunan suku bunga akhir tahun ini.

Sementara dari AS, Penjualan eceran meningkat 0,2% MoM tetapi jauh di bawah perkiraan pasar sebesar 0,6% MoM. Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun -0,26% ke level 10.581,24. Yield SBN 10-tahun bergerak bearish yakni naik sebesar +12,92bps WoW ke level 7,07%.

Dari domestik, suku bunga BI-Rate tetap di level 5,75%. Gubernur BI mengungkapkan dipertahankannya suku bunga sebagai upaya BI menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali di target sasaran 2,5%±1%.

Kemudian dari global, hasil rapat FOMC menunjukkan suku bunga FFR dipertahankan di rate 4,25%-4,50%. Ditengah kebijakan tarif Trump yang agresif, The Fed tetap memperkirakan FFR dapat dipangkas 50bps di tahun 2025 ini.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) BB+
Next Post Prediksi IHSG dan 6 Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas

Member Login

or