Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan, pasar akan wait & see rilis data suku bunga BI dan juga The Fed.
Pada pasar saham, tekanan diprediksi mereda secara lebih terbatas dan ada potensi penguatan, investor dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued jika risiko sudah terpantau lebih mereda.
Sedangkan pada obligasi, gerak pasar SBN diprediksi masih sanggup menguat terbatas tetapi masih akan dibayangi beberapa isu seperti volatilitas rupiah. “Investor disarankan menerapkan strategi barbel guna menyeimbangkan porsi penempatan tenor pendek-menengah dengan tenor panjang,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 18 Maret 2025.
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham yang Berpeluang Naik saat IHSG Diramal Melemah Terbatas
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -1,81% ke level 6.515,63 dipicu oleh melemahnya indeks sektoral dan saham big bank. Kemudian, investor asing masih melakukan aksi jual bersih hingga Rp3,69 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top laggard IHSG yakni BREN (-6,18%), ASII (-4,06%) dan GOTO (-5,81%).
Dari sentimen domestik, indeks keyakinan konsumen Indonesia turun menjadi 126,4 poin untuk bulan kedua berturut-turut di tengah melemahnya daya beli dan menyusutnya kelas menengah. Kemudian, penjualan eceran di Indonesia tumbuh sebesar 0,5% YoY, melambat dari bulan sebelumnya karena penjualan eceran mencatat penurunan karena daya beli yang lebih rendah.
|Baca juga: IHSG Senin Berakhir di Zona Merah
Dari China, Pemerintah mengumumkan penerapan tarif baru terhadap produk pertanian, daging babi, dan makanan laut dari Kanada sebagai langkah balasan dalam eskalasi perang dagang. Sementara dari AS, Presiden Donald Trump menyampaikan rencananya mengenakan tarif dagang 200% untuk produk beralkohol asal Uni Eropa. Kebijakan itu sebagai respons atas langkah Uni Eropa mengenakan tarif 50% untuk wiski.
Trump juga menyampaikan penerapan tarif tambahan yang lebih luas tetap diberlakukan pada 2 April. Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun -0,07% ke level 10.609,06. Yield SBN 10-tahun bergerak bearish yakni naik sebesar +5,21bps WoW ke level 6,94%.
Dari domestik, Goldman Sachs Group Inc., menurunkan rekomendasi untuk aset investasi Indonesia seperti surat utang, menggaris bawahi kenaikan risiko fiskal menyusul berbagai kebijakan Pemerintahan baru.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News