1
1

Infovesta: Pasar Akan Wait & See Rilis Sejumlah Data Domestik dan Global

Ilustrasi pasar modal Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memprediksi dalam sepekan ke depan, dari sisi katalis, pasar akan wait & see rilis data domestik seperti cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen, dan dinamika rupiah. Sedangkan dari global akan rilis data retail sales.

Pada pasar saham, tekanan diprediksi akan mulai mereda setelah Trump mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari. Pasar berpotensi menguat secara teknikal pascapelemahan tersebut sehingga investor dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued jika risiko sudah terpantau lebih mereda.

Sedangkan pada obligasi, gerak pasar SBN diprediksi masih sanggup menguat terbatas namun masih akan dibayangi beberapa isu seperti volatilitas rupiah. “Penurunan harga dapat dimanfaatkan investor untuk kembali akumulasi seri-seri SBN,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 15 April 2025.

|Baca juga: Infovesta: Pasar Akan Wait & See Rilis Data Core PCE Price Index

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -3,82% ke level 6.262,23 dipicu oleh melemahnya indeks sektoral dan saham big bank. Kemudian, investor asing masih melakukan aksi jual bersih hingga Rp5,94 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top laggard IHSG yakni BBRI (-10,37%), DCII (-9,74%) dan BBCA (-2,65%).

Dari sentimen domestik, efek lanjutan dari tarif resiprokal yang diumumkan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia yang memicu meningkatnya kekhawatiran investor terhadap pasar domestik.

Dari China, tingkat inflasi tahunan turun menjadi -0,1% YoY dan gagal memenuhi ekspektasi pasar 0,1% YoY, karena sengketa perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS mengancam untuk memberikan tekanan lebih lanjut pada harga.

|Baca juga: Indeks Saham China Naik Usai Perusahaan Negara Intervensi Pasar

Dari AS, Presiden AS Donald Trump mengumumkan menunda tarif tinggi untuk puluhan mitra dagang AS selama 90 hari. Sembari melangsungkan pengecualian, bea masuk untuk China meningkat menjadi 125%.

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun tipis -0,05% ke level 10.578,06. Pergerakan Yield SBN 10- tahun dan US Treasury Yield 10Y bergerak bearish yakni naik masing-masing sebesar +2,73bps WoW ke level 7,13% dan +33,00bps WoW ke level 4,48%.

Dari domestik, tingkat inflasi tahunan naik menjadi 1,03% YoY, di tengah pemulihan belanja selama bulan puasa dan menjelang hari raya Idul Fitri yang ditopang oleh meningkatnya harga pada makanan, kesehatan, dan transportasi.

Sementara dari global, isu potensi kenaikan yield UST karena banyak aksi penjualan oleh negara-negara terbesar pemegang UST diprediksi turut menjadi katalis negatif untuk SBN.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Obligasi Lautan Luas (LTLS) senilai Rp105,2 Miliar Akan Jatuh Tempo
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD per 11 April 2025

Member Login

or