Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pasar saham berpotensi masih melanjutkan tren bullish-nya melihat masih berlanjutnya musim dividen dan menanti rilis laporan emiten pada kuartal I/2023.
Sementara itu, pada pasar obligasi masih bisa time to buy, melihat suku bunga BI-7DRR sudah mencapai puncaknya, serta konsensus suku bunga FFR mendekati level peak-nya.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta memaparkan kinerja IDX Composite (IHSG), dalam sepekan terakhir bergerak bullish dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar +1,38% ke level 6.915,72. Penguatan indeks terjadi setelah emiten-emiten big caps mencatatkan laporan keuangan kuartal I/2023 yang meningkat dari top line dan bottom line-nya.
|Baca juga: MARKET REVIEW: Asing Net Sell Rp204 Miliar, IHSG Turun 0,8%
Selain itu musim dividen juga mendongkrak laju pergerakan indeks IHSG. Tercatat dalam sepekan terdapat foreign inflow (All Market) sebanyak Rp4,01 triliun. Di tengah sedang kondusifnya sentimen domestik, investor juga dibayangi beberapa risiko dari global seperti, salah satu bank AS yakni First Republic Bank, diancam kebangkrutan akibat para deposan melakukan withdraw sebanyak US$100 miliar.
Aksi tersebut terjadi setelah First Republic bank berencana untuk lay off sekitar 20%-25% dari total karyawannya atau tercatat sekitar 7.200 karyawan, langkah ini dilakukan First Republic Bank sebagai upaya untuk memperkuat permodalan perusahaan. Di sisi lain, terdapat simpanan yang tidak diasuransikan kepada FDIC membuat tingkat kepercayaan investor menurun terhadap bank tersebut, terlihat pada pergerakan sahamnya mengalami penurunan signifikan dalam sehari sebesar -50% pada Selasa, 25 April 2023.
Selain itu, tanda-tanda perlambatan ekonomi AS semakin terlihat ketika rilis GDP kuartal I/2023 hanya tumbuh 1,1% dibandingkan 2,6% pada kuartal IV/2022. Sentimen ini direspons beragam oleh pasar, sebagian memandang jika ekonomi AS melambat, akan mempengaruhi performa saham Wall Street, di sisi lain ada yang merespons positif karena dengan perekonomian yang melambat diharapkan dapat menekan harga penyumbang tingginya inflasi, terutama komponen biaya jasa yang tergolong menjadi penyumbang terbesar tingkat inflasi AS.
Sedangkan pada pasar Obligasi, Infovesta Gov Bond Index dalam sepekan terakhir bergerak meningkat sebesar +0,25% ke level 9.890,31. Sentimen penggerak pasar obligasi utamanya berasal dari AS yakni dengan perekonomian AS yang melambat, pelaku pasar semakin yakin The Fed hanya akan menaikan suku bunga sekali lagi dan mencapai level peak-nya pada FOMC Meetings bulan Mei ini.
“Pergerakan indeks dalam sepekan kedepan. Pada pasar saham, IDX Composite (IHSG) berpotensi masih melanjutkan trend bullish-nya melihat masih berlanjutnya musim dividen dan menanti rilis laporan emiten pada kuartal I/2023. Sedangkan pada pasar obligasi masih bisa time to buy, melihat suku bunga BI-7DRR sudah mencapai puncaknya. Serta konsensus suku bunga FFR mendekati level peak-nya,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News