Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan penguatan pada pasar saham diprediksi berlanjut tetapi secara lebih terbatas. Pasar masih berpotensi menguat secara teknikal sehingga investor masih dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big cap dengan valuasi undervalued.
“Dalam sepekan ke depan, pasar akan wait & see rilis data dari domestik akan rilis data PMI manufaktur dan inflasi. Sedangkan dari global akan rilis data unemployment rate dan non farm payrolls,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 2 September 2025.
|Baca juga: IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Sarankan Beli Saham MDKA, BRMS, EMTK
Sedangkan pada obligasi, tren sideways dengan potensi penurunan yield diprediksi akan terjadi dikarenakan Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal akan terjadi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -0,36% ke level 7.830,49 dipicu oleh melemahnya saham big caps. Di sisi lain, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp1,49 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top laggard IHSG yakni BBCA (-4,44%), AMMN (-8,72%), dan BMRI (-3,27%).
|Baca juga: 4 Saham Berpotensi Ngebut Hari Ini saat IHSG Diprediksi Rawan Koreksi
Dari sentimen domestik, situasi keamanan dan politik dalam negeri yang kurang kondusif memicu terjadinya tekanan jual oleh investor. Indonesia bersiap menghadapi protes yang semakin intensif oleh masyarakat setelah seorang pengemudi ojek tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, yang juga mempertanyakan tunjangan tinggi yang diberikan kepada anggota DPR.
Dari Global, Donald Trump memecat salah satu gubernur The Federal Reserve Lisa Cook. Keputusan kontroversial yang belum pernah terjadi sebelumnya ini kian mengikis kepercayaan terhadap independensi bank sentral AS sekaligus mengguncang pasar keuangan global.
|Baca juga: Jaya Bersama Indonesia (DUCK) Ajukan Penundaan Delisting dari BEI
Trump mengumumkan pencopotan Lisa Cook dari jajaran dewan gubernur The Fed dengan alasan dugaan penyimpangan dalam pengajuan kredit perumahan. Ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter semakin meningkat, terutama terkait peluang pemangkasan suku bunga pada bulan September.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik tipis +0,18% ke level 11.031,20. Pergerakan Yield SBN 10- tahun bergerak bullish yakni turun sebesar -1,00bps WoW ke level 6,46%.
Dari domestik, Danantara berencana akan menerbitkan Patriot Bond senilai Rp50,0tn melalui mekanisme private placement, dengan tingkat kupon sebesar 2,00%. Adapun penerbitan obligasi ini bertujuan untuk mendanai berbagai proyek transisi energi, termasuk pengelolaan sampah menjadi sumber energi (waste-to-energy). Obligasi ini terbagi dalam dua seri, yakni tenor 5-tahun dan 7-tahun, serta bersifat dapat diperdagangkan (tradable).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News