Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan dalam sepekan ke depan, tekanan pada pasar saham diprediksi mereda secara lebih terbatas sehingga investor dapat melakukan aksi buy pada saham big-cap dengan valuasi undervalued.
Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi seri SUN mengingat harga sedang undervalued alias murah. Di tengah masih tinggi risiko, investor menerapkan strategi barbel dengan menyeimbangkan bobot antara porsi tenor jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 10 Desember 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +3,77% ke level 7.382,79 dipicu oleh menguatnya saham big caps dan indeks sektoral.
|Baca juga: Kebijakan Pemerintah Pro Growth dan Peningkatan Daya Beli Jadi Katalis Positif di Pasar Saham
Kemudian, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp1,07 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top leaders IHSG yakni BREN (+28,30%), TPIA (+24,82) dan AMMN (+5,83%). Dari sentimen PMI Manufaktur Indonesia naik menjadi 49,6 poin naik dari bulan sebelumnya sebesar 49,2 poin.
“Tetapi kondisi ini menandakan bahwa manufaktur di Indonesia masih berada dalam posisi terkontraksi. Kemudian, cadangan devisa Indonesia sedikit turun menjadi US$150,2 miliar. Cadangan devisa terkini cukup untuk menutupi 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah, masih jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.”
Dari China, PMI Manufaktur Caixin naik menjadi 51,5 poin melampaui estimasi pasar sebesar 50,5 poin. Ini menandakan ekspansi yang cepat dalam aktivitas pabrik dan peningkatan ekspor. Kemudian, cadangan devisa China naik sebesar US$4,8 miliar menjadi US$3,27 triliun melampaui ekspektasi pasar sebesar US$3,23 triliun. Peningkatan tersebut terjadi karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya.
|Baca juga: Aku Merajut Masa Depan Lewat Pasar Saham
Dari AS, PMI Manufaktur ISM naik menjadi 48,4 poin melampaui perkiraan pasar sebesar 47,5 poin. Angka tersebut menunjukkan kontraksi lain meskipun lebih lemah di sektor manufaktur. Kemudian, tingkat pengangguran di AS naik menjadi 4,2% sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu, perekonomian AS menambah 227.000 lapangan kerja. Tren peningkatan lapangan kerja terjadi pada bidang perawatan kesehatan, rekreasi & perhotelan, pemerintah dan bantuan sosial.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun -0,11% ke level 10.4457,40. Yield SBN 10-tahun bergerak bearish yakni naik sebesar +4,10bps WoW ke level 6,89%.
Sentimen negatif berasal dari volatilitas yield US Treasury dan inflasi domestik yang secara tahunan kembali turun menjadi 1,55% YoY melampaui perkiraan pasar sebesar 1,5% YoY yang disebabkan oleh sektor perumahan, rekreasi & budaya, pendidikan dan kesehatan. Tetapi, secara bulanan inflasi naik menjadi 0,30% MoM di atas ekspektasi pasar sebesar 0,26% MoM.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News