Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan potensi bullish pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini masih akan berlanjut. Investor disarankan mencermati sektor keuangan dan properti dengan saham yang mempunyai valuasi menarik.
“Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat melakukan strategi long buy dengan memilih obligasi dengan tenor panjang,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update.
Dalam sepekan terakhir, IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +0,44% ke level 6.788,85. Posisi asing mencatatkan net sell sebanyak Rp2,53 triliun. Net sell terbesar berasal dari saham BBCA (Rp605,5 miliar), ASII (Rp381,0 miliar), dan BBCA (Rp284,2 miliar).
|Baca juga: 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 7 November 2023
Sentimen penggerak pasar dari domestic yakni rilis data PMI S&P Global Manufaktur pada Oktober turun menjadi 51,5 poin (Prev; 52 poin). Lemahnya permintaan dari dalam dan luar negeri, akibat dari sisi produsen menaikan harga jual produk, serta telah terjadi perlambatan aktivitas bisnis membuat PMI manufaktur melambat. Meskipun telah terjadi perlambatan manufaktur, namun PMI Manufaktur masih di level optimisnya.
Sedangkan sentimen dari global terlihat lebih beragam. Dari China, rilis data PMI Manufaktur turun ke level kontraksinya menjadi 49,5 poin (Prev; 50,6 poin), PMI Servis turun menjadi 50,4 poin (Prev; 50,2 poin), dan PMI Komposit turun menjadi 50,0 poin (Prev; 50,9 poin). Indikasi perlambatan ekonomi China masih berlanjut tercermin pada aktivitas bisnis yang masih lambat dan dari sisi daya beli yang turun.
Dari AS, rilis data PMI S&P Global Manufaktur pada Oktober naik tipis menjadi 50 poin (Prev; 49,8 poin). Sedangkan dari PMI Manufaktur ISM turun menjadi 46,7 poin (Prev; 49 poin). Penurunan permintaan baik dari pasar domestik maupun luar negeri, serta telah terjadi penurunan produksi akibat perlambatan laju lapangan pekerjaan. “Hal ini menjadi katalis positif untuk investor di bursa Wall Street maupun pasar saham Indonesia khususnya sejak awal November karena kedepannya dapat diekspektasikan meredam laju inflasi yang berasal dari biaya jasa.”
Pasar obligasi bergerak bullish. Infovesta Govt. Bond Index tumbuh +0,58% ke level 9.939,86. Sentimen dari domestik laju inflasi kembali naik menjadi 2,56%yoy pada Oktober. Peningkatan laju inflasi imbas dari efek El Nino yang berkepanjangan mendorong harga pangan dan biaya transportasi imbas dari kenaikan harga bahan bakar.
Meskipun laju inflasi naik, namun masih terkendali. Sentimen kuat pendorong bullish-nya pasar obligasi yakni setelah The Fed memutuskan untuk menahan FFR di level 5,25%-5,5%, serta sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. “Hal ini mengkonfirmasi The Fed kemungkinan besar tidak akan lagi menaikkan suku bunga dengan bersikap lebih dovish seiring dengan perlambatan tingkat ketenagakerjaan AS.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News