Ini Dia Top Picks Saham Bulanan yang Bisa Diakumulasi

Melalui Daily Write Up bertajuk Indonesia Strategy – February 2023: Among commodities, only gold glitters, analis Mirae Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan harga emas diperkirakan terus menguat.

Menurutnya, penguatan harga emas didukung dua katalis utama: 1) pra-resesi, di mana harga emas cenderung menguat dengan resesi ringan; dan 2) mata uang USD (DXY) yang menurun, di mana emas bertindak sebagai lindung nilai.

Di sisi permintaan emas, bank sentral terus membeli emas sebagai cadangan mereka untuk memastikan ketahanan ekonominya. Supplai dan permintaan emas seharusnya mendukung harga emas untuk terus menguat.

|Baca juga: IHSG Diperkirakan Mixed, Ajaib Rekomendasikan BRMS, MEDC, BRIS

Hariyanto juga menggarisbawahi tentang antisipasi kuatnya belanja konsumen selama Idul Fitri 2023. “Presiden Joko Widodo telah mencabut PPKM sejak Januari 2023, yang seharusnya membuat mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi terus meningkat. Perayaan Idul Fitri tahun ini akan berlangsung di bulan April. Oleh karena itu, kami mengantisipasi pengeluaran yang besar selama bulan perayaan, yang juga didukung oleh kenaikan upah minimum FY23 yang layak.”

Dari sisi keuangan, dia melihat pertumbuhan pinjaman bank FY22 yang kuat. Dia menuturkan industri perbankan komersial membukukan pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 11,4% YoY di FY22, level tertinggi sejak FY18,

“Kami pikir industri perbankan Indonesia tetap menarik di FY23F didukung oleh ekspektasi pertumbuhan pinjaman yang kuat sepanjang tahun didukung oleh pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan dan likuiditas yang cukup, NIM yang lebih tinggi, dan provisi yang lebih rendah.”

Lebih lanjut, Hariyanto menambahkan perusahaan semen, yaitu INTP dan retail, yaitu LPPF ke stock pick bulanan kami. Pilihan saham tersebut condong ke arah semen, pengecer, pertambangan logam, bank, dan konsumen non-siklus, memberi jalan bagi INTP, LPPF, MDKA, ANTM, BTPS, BNGA, ICBP, dan MYOR.

“Pada tanggal 7 Februari, top pick dengan bobot yang sama menghasilkan accumulated return sebesar 72,1% (vs accumulated return JCI 8,5%) sejak dimulainya laporan top pick bulanan pada Agustus 2019. Oleh karena itu, top pick mengungguli IHSG sebesar 63,6%.”