1
1

Intiland Development (DILD) Pangkas Utang hingga 14% selama 3 Tahun Terakhir

Intiland Development adalah sebuah pengembang properti unggulan di Indonesia dengan fokus utama pada pengembangan, manajemen dan investasi properti. | Foto: tangkapan layar Intiland Development

Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) sukses memperkuat neraca keuangan melalui strategi deleveraging selama 3 tahun terakhir.

Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa strategi deleveraging menjadi strategi prioritas yang dijalankan perseroan untuk melakukan efisiensi pembiayaan. Dengan strategi ini, perusahaan memperkuat keuangan dan menciptakan ruang pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan pelunasan, pengurangan dan atau refinancing beban utang dan bunga serta penjualan aset non-core sehingga lebih efisien.

Hingga 30 Juni 2025 atau pada semester I/2025, total utang perseroan tercatat sebesar Rp4,38 triliun. Jumlah tersebut menurun sebesar Rp687 miliar, atau sebesar 14 persen dibandingkan posisi per 31 Desember 2022 yang tercatat mencapai Rp5,06 triliun.

|Baca juga: Ditopang Kawasan Industri, Intiland (DILD) Cetak Pendapatan Usaha Rp1,2 Triliun di Semester I/2025

“Turunnya jumlah utang ini mencerminkan keberhasilan upaya kami dalam mengelola kewajiban keuangan secara berkelanjutan dan memperbaiki struktur finansial perusahaan,” kata Archied dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 11 Agustus 2025.

Seiring dengan penurunan jumlah utang, beban bunga juga turun signifikan, yakni mencapai sekitar 16,7 persen dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2022 beban bunga pinjaman Perseroan mencapai Rp518,1 miliar dan tahun 2023 turun menjadi Rp489,9 miliar. Penurunan tersebut berlanjut pada tahun 2024 dengan jumlah beban bunga sebesar Rp431,8 miliar. Pada 30 Juni 2025, beban bunga perseroan tercatat sebesar Rp176,3 miliar.

|Baca juga: Pefindo Tegaskan Peringkat Intiland (DILD) idBBB

Archied menjelaskan strategi deleveraging merupakan wujud komitmen perseroan dalam menjaga stabilitas dan struktur finansial. Upaya struktur biaya yang efisien dan peningkatan kinerja penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri, menjadi faktor penting dalam memperbaiki kinerja keuangan secara keseluruhan dan menjaga rasio-rasio keuangan tetap sehat.

|Baca juga:Jababeka (KIJA) Bukukan Pendapatan Rp2,73 Triliun pada Semester I/2025

“Selain mendorong kinerja penjualan, fokus penting kami saat ini adalah menjalankan strategi deleveraging secara disiplin, mulai dari pelunasan, pengurangan, refinancing pinjaman berbunga tinggi, hingga divestasi aset non-core. Langkah ini akan memberikan dampak signifikan terhadap penurunan beban bunga dan penguatan struktur permodalan,” ujarnya.

Penurunan jumlah utang juga menyebabkan posisi rasio-rasio keuangan perseroan semakin membaik. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) terus membaik menunjukkan struktur finansial yang semakin sehat.

Jika pada tahun 2022 rasio utang terhadap ekuitas perseroan masih mencapai 61,1 persen, maka berangsur-angsur turun menjadi 58,5 persen pada tahun 2023, dan menjadi 50,3 persen pada tahun 2024.

Per semester I/2025, rasio utang terhadap ekuitas perseroan kembali menurun menjadi 47 persen. Langkah-langkah efisiensi biaya dan peningkatan kinerja penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri yang menunjukkan permintaan tinggi, turut mendukung keberhasilan ini. Strategi perseroan fokus pada peningkatan kinerja yang berkelanjutan serta memperkuat fondasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

“Struktur keuangan yang lebih sehat akan meningkatkan nilai tambah perusahaan dan meningkatkan daya saing dalam industri properti nasional,” kata Archied.

Selain penurunan nilai utang, Perseroan juga berhasil meningkatkan kinerja profitabilitas. Pencapaian ini tercermin dari peningkatan margin laba di semester I/2025 dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earning before interest, taxes, depreciation, and amortization/EBITDA) juga membaik dari 22 persen menjadi 28 persen.

“Kami akan selalu menjaga kepercayaan investor dan memastikan struktur keuangan perusahaan tetap solid dan adaptif terhadap perubahan pasar,” ujar Archied.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asbanda dan Pemerintah Pantau Ketat Pengelolaan Keuangan Desa Lewat Digitalisasi
Next Post Tanrise Property (RISE) Menaikkan Plafon Kredit dari BCA

Member Login

or