1
1

Investasi di Saham GOTO Dinilai Tak Rugikan TLKM

Penawaran Saham Perdana GoTo. | Foto: Indonesia Stock Exchange

Media Asuransi, JAKARTA – Investasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) di saham GOTO dinilai tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan pada pendapatan operasional dan arus kas TLKM.

Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Telkom Indonesia (TLKM IJ) – Anticipating potential value addition from fiber and mobile segments consolidation, analis Mirae Sekuritas Robertus Hardy memaparkan manajemen Telkomsel telah mengakui strategi terbaru para pesaingnya (XL Axiata dan Indosat Ooredoo Hutchison) dalam memonetisasi pelanggan masing-masing sebagai rencana permainan yang menguntungkan untuk lanskap persaingan industri.

Meskipun terjadi peningkatan sebesar 6,8% YoY pada pengguna fixed broadband (IndiHome), Hardy mengatakan TLKM mengalami sedikit penurunan sebesar 0,2% YoY pada pengguna data selulernya karena churn alami ke pelanggan berkualitas tinggi, yang lebih bersedia untuk mengonsumsi pelanggan berkualitas tinggi layanan data. Hal ini tercermin dari pendapatan Telkomsel yang relatif stabil selama 3Q22 mengikuti ARPU yang lebih tinggi.

|Baca juga: GOTO Realisasikan Keuntungan Investasi pada Saham Alfamart

Dia memaparkan Telkomsel menginvestasikan total US$450 juta di saham GOTO. Bersamaan dengan potensi kerugian lainnya dari investasinya melalui MDI Ventures, TLKM mengakui kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp3,08 triliun dari investasinya di 9M22 karena akuntansi mark-to-market.

“Meskipun ada kemungkinan pengakuan kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp6,7 triliun dari investasinya di saham GOTO pada FY 2022F (berdasarkan perhitungan kami), hal ini seharusnya tidak menimbulkan dampak yang merugikan pada pendapatan operasional dan arus kas TLKM, mengingat dividen akan dibayarkan berdasarkan pendapatan operasi.”

Selain itu, manajemen mengklaim bahwa sinergi dan kolaborasinya dengan GOTO telah menghasilkan total omzet mencapai Rp500 miliar hingga 9M22.

“‘Paket Swadaya’ merupakan salah satu program Telkomsel untuk memenuhi kebutuhan paket data antar mitra driver Gojek.”

Hardy berpendapat bahwa investor harus mengantisipasi kemungkinan re-rating ke atas untuk kelipatan valuasi TLKM menyusul upayanya untuk mengkonsolidasikan segmen fiber dan seluler dengan menggabungkan IndiHome dengan Telkomsel.

Mempertimbangkan tren sebelumnya tentang lonjakan konsumsi data yang signifikan selama acara nasional, Hardy juga mendukung industri telekomunikasi Indonesia menuju kemungkinan lalu lintas data yang lebih tinggi menjelang pemilihan umum 2024.

“Ke depannya, dividend payout ratio diproyeksikan sekitar 65%-80%, lebih tinggi dari sebelumnya.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menparekraf: Hebat, Generasi Muda Mendominasi Pasar Modal
Next Post Buruh Demo, Aturan di Perppu Ciptaker Dinilai Merugikan

Member Login

or