Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Panin Asset Management Rudiyanto meminta agar investor tidak menyerahkan sepenuhnya keputusan investasi kepada kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Hal itu penting guna meminimalisir kerugian.
Pasalnya, Rudiyanto menyebutkan, tim pengelola investasi di Panin Asset menggunakan AI untuk menganalisis laporan keuangan berkelanjutan dalam menghasilkan Environmental, Social, and Governance (ESG) scoring guna menghemat waktu.
|Baca juga: Bolehkah Bayar Zakat Pakai Saham? Ini Penjelasan Baznas
“Nah, dokumen yang puluhan ratusan halaman itu per satu perusahaan, dikalikan dengan 30-40 perusahaan, bisa diselesaikan dalam waktu satu hari. Kalau dulu, kita mungkin harus berhari-hari,” ungkap Rudiyanto, dalam Sharia Investment Week 2025, di Jakarta, Kamis, 19 Juni 2025.
Sedangkan dari sisi pengguna, Rudiyanto menyatakan, harus memastikan terlebih dahulu perintahnya. Jika digunakan untuk mengolah data maka hal yang dilakukan ialah masukan data terlebih dahulu baru masukan perintahnya dengan benar.
“Jadi, kalau untuk angka, menurut saya AI itu masih tidak 100 persen reliable. Kalau kita mau menggunakan dalam forum yang resmi, itu mesti cek, double cek, dan triple cek,” ucapnya.
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Siap Dukung Nasabah Tajir untuk Kelola Kekayaan
|Baca juga: BEI: Tema SIW 2025 Terinspirasi Film The Pursuit of Blessed and Wealthy Life
Dirinya mengungkapkan jika dalam menginput data sudah salah maka hasilnya juga demikian. Kendati demikian, ia mengatakan, secara umum kecerdasan buatan sangat membantu, namun bukan untuk menggantikan.
“Tapi kalau secara umum, menurut saya, itu membantu, Pak. Tapi kalau dibilang menggantikan, saya rasa, Pak, saya rasa masih butuh waktu,” pungkas Rudiyanto.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
