Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan tekanan pada pasar saham diprediksi mereda secara lebih terbatas sehingga investor dapat melakukan aksi buy pada saham bigcap dengan valuasi undervalued.
Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi seri SUN mengingat harga sedang undervalued alias murah. “Di tengah masih tinggi risiko, investor menerapkan strategi barbel dengan menyeimbangkan bobot antara porsi tenor jangka pendek dan jangka panjang,” tulis Tim Riset Infovesta Utama dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 26 November 2024.
|Baca juga: Infovesta Perkirakan Tekanan di Pasar Saham Bakal Mereda
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +0,48% ke level 7.195,57 dipicu oleh meguatnya mayoritas indeks sektoral. Di sisi lain, investor asing masih melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp3,65 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top leaders IHSG yakni GOTO (+21,88%), TLKM (+8,27%) dan AMMN (+3,81%).
Dari sentimen domestik, pertumbuhan kredit Indonesia pada Oktober 2024 tetap kuat mencapai 10,92% YoY. Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh terjaganya minat penyaluran kredit, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan dan pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia.
Kemudian, M2 Money Supply Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp9.078,6 triliun atau tumbuh sebesar 6,7% YoY. Perkembangan M2 dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus).
|Baca juga: Kebijakan Pemerintah Pro Growth dan Peningkatan Daya Beli Jadi Katalis Positif di Pasar Saham
Dari China, Bank Sentral (PBoC) mempertahankan tingkat suku bunga pada tenor 1 tahun di level 3,1% dan tenor 5 tahun di level 3,6%. Keputusan terbaru mencerminkan penilaian berkelanjutan PBoC terhadap langkah-langkah stimulus yang ada.
Dari AS, angka klaim pengangguran turun 6.000 menjadi 213.000. Hasil tersebut memperluas pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap pada level yang kuat secara historis meskipun ada siklus pengetatan agresif oleh Federal Reserve pada kuartal terakhir, menambah kelonggaran bagi bank sentral untuk memperlambat laju pelonggaran moneter jika inflasi tetap tinggi.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik +0,003% ke level 10.451,10. Yield SBN 10-tahun bergerak bearish naik +0,60bps WoW ke level 6,91%. Sentimen dari domestik, Bank Indonesia mempertahakan tingkat suku bunga acuan pada level 6% selama rapat bulan November 2024 sesuai dengan ekspektasi pasar.
Keputusan ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah dalam menanggapi meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global khususnya di Amerika Serikat, serta volatilitas mata uang rupiah.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News