1
1

Investor Disarankan Tetap Berhati-Hati Hadapi Kebijakan The Fed

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati di tengah ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed yang masih agresif menaikkan suku bunga acuannya.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar -1,02% ke level 7.168. Namun sempat mengalami penguatan tertingginya sepanjang masa ke level 7.138.

Menurut Infovesta, adanya rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus menjadi katalis positif bagi pasar. Neraca perdagangan Indonesia meningkat ke level tertingginya sejak empat bulan terakhir tercatat 5,76 miliar dolar AS pada Agustus 2022.

|Baca juga: MARKET REVIEW: Investor Asing Terus Membeli Saham Bank

Dari sisi Ekspor tumbuh +30,15% yoy atau tercatat 27,91 dolar AS didorong oleh ekspor nonmigas yang meningkat sebesar 6% atau tercatat 7,74 miliar dolar AS serta adanya permintaan global yang meningkat. Sedangkan dari sisi Impor juga tumbuh +32,81% yoy atau tercatat 22,15 miliar dolar AS.

Dari sisi global, Indeks Amerika Serikat Dow Jones Indeks (DJI) ditutup melemah sebesar -4,14% ke level 30.821 selama akhir pekan lalu. Adanya rilis data tingkat Inflasi Amerika Serikat yang mengalami penurunan sebesar 8,3% namun masih diatas perkiraan pasar sebesar 8,1%. Meningkatnya inflasi ditopang oleh kenaikan harga pada gas alam, makanan, mobil dan truk bekas.
Di sisi lain, penjualan ritel Amerika Serikat yang solid dan data klaim pengangguran yang positif mendukung ekspektasi bahwa The Fed akan lebih agresif untuk menahan lonjakan harga dengan meningkatkan suku bunganya. Di sisi lain, IMF telah memberikan peringatan terhadap perekonomian global yakni pertumbuhan PDB global akan melambat menjadi 0,5% memicu terjadinya resesi global.

|Baca juga: Saatnya Investor Menangkap Peluang dari Siklus Pemulihan Ekonomi di Indonesia

Sejalan dengan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga, dari pasar obligasi, Infovesta Government Bond Index tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,10%. Dari sisi global tingkat inflasi Amerika Serikat yang masih tinggi, ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga sebesar 75 BPS. Di sisi lain spread yield obligasi 10 tahun Indonesia terhadap yield obligasi 10 tahun Amerika Serikat yang makin menipis akan memicu arus dana asing keluar dari surat utang negara (SUN) Indonesia.
Melihat kondisi pasar saat ini, reksa dana saham secara ytd, mengalami peningkatan sebesar 2,74%, seiring dengan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 8,92% dan telah menyentuh level tertingginya, investor dapat mengambil langkah untuk take profit atau wait and see karena akan adanya meeting FOMC.
“Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap, investor diharapkan untuk lebih berhati-hati, di tengah ekspektasi pasar terhadap The Fed yang masih agresif untuk menaikan suku bunganya sebesar 75 BPS,” jelasnya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pergerakan Nilai Tukar Masih Tertekan Kebijakan The Fed
Next Post MNC Energy (IATA) Raih Kontrak Penjualan Batu Bara US$108 Juta

Member Login

or