1
1

Investor Disarankan Waspadai 4 Isu Utama Ini

Ilustrasi pasar reksa dana. | Foto: ist
Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor untuk selalu waspada terhadap isu kebijakan kenaikan suku bunga the Fed, kondisi ekonomi global, dan berbagai kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani perekonomian serta kebijakan BI yang mempengaruhi pergerakan pasar.

Melalui Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan bahwa selama periode Juli, kinerja IHSG masih terus mencatatkan kinerja yang positif ke level 6.951,12 atau naik 0,57% (MoM). Pendorong kinerja IHSG yang positif dikarenakan rilis hasil laporan keuangan kuartal II/2022 perusahaan yang tumbuh positif di tengah tekanan global saat ini.

Selain itu data ekonomi PDB kuartal II/2022 yang tumbuh positif 5,44% (YoY) dan rilis data inflasi inti Juli yang masih rendah direspons positif oleh pelaku pasar. Sedangkan dari berita luar negeri yang turut mendorong kinerja IHSG adalah rilis data inflasi US Juli 2022 di bawah ekspektasi konsensus di level 8,5% (YoY) sehingga pasar memprediksi bahwa bank sentral The Fed akan mengkaji ulang pengetatan moneter yang agresif.
Seperti yang kita ketahui, kondisi global saat ini yang tidak pasti karena dipicu perang invasi Rusia dan Ukraina yang mengerek inflasi global dan menyebabkan negara mengalami resiko stagflasi. Adapun berita perekonomian di dalam negeri yang membaik diharapkan investor mampu mendorong kinerja pasar modal dalam negeri dan diharapkan menarik minat investor asing.

|Baca juga: Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi Ytd 12 Agustus 2022

Di pasar obligasi penurunan Credit Default Swap (CDS) Indonesia dapat mendorong minat di pasar obligasi. Penurunan CDS ke level 167,40 pada tenor 10 tahun didukung oleh kenaikan peringkat utang Indonesia karena data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 yang membaik. Ditengah berbagai sentiment yang mempengaruhi pasar saat ini, bagaimana dengan kondisi industri Reksa Dana periode Juli 2022?

Insert TabAUM
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Reksa Dana saham mengalami penurunan signifikan terhadap dana kelolaan (AUM) dan Unit Penyertaan (UP). Penurunan ini sejalan dengan kondisi pasar saham yang volatile sehingga investor lebih memilih alternatif reksa dana lain yang lebih stabil.
Sedangkan pertumbuhan AUM dan UP reksa dana lainnya positif diiringi pasar obligasi yang mulai membaik karena yield yang mulai atraktif. Hal ini juga didorong dengan kebijakan BI yang masih menahan suku bunga di tengah tekanan inflasi global.
“Terlepas dari kondisi industri reksa dana saat ini, investor disarankan selalu waspada terhadap isu kebijakan kenaikan suku bunga the Fed, kondisi ekonomi global, berbagai kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani perekonomian serta kebijakan BI yang mempengaruhi pergerakan pasar.”
Bagi investor yang ingin berinvestasi, Investor dapat melakukan strategi dollar cost averaging untuk mendiversifikasi risiko dalam berinvestasi secara rutin untuk beberapa periode

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi Ytd 12 Agustus 2022
Next Post Insurtech Fuse Tegaskan Tak Ada Rencana Akuisisi Perusahaan Asuransi

Member Login

or