Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor dapat melakukan aksi buy pada saham big cap dengan valuasi undervalued. Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN.
“Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang,” jelas Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 30 Juli 2024.
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -0,09% ke level 7.288,17 dipicu oleh mayoritas saham big-caps yang melemah. Namun di sisi lain asing justru melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp321 miliar. Dari sisi saham, top laggards pemberat IHSG yakni BBRI (-2,86%), BYAN (-3,62%), dan TLKM (-1,27%).
|Baca juga: Prediksi IHSG dan 6 Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Hari Ini
Dari sentimen domestik, rilis data Uang Beredar (M2) pada bulan Juni 2024 naik dibanding periode sebelumnya. Posisi M2 pada bulan Juni tercatat sebesar Rp9.062,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,8% secara YOY dan lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,6% YoY.
Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 11,5% YoY dan aktiva luar negeri bersih yang tumbuh sebesar 3,1% YoY. Kredit yang disalurkan oleh perbankan tetap tumbuh tinggi, tercatat pada bulan Juni sebesar Rp.7.403,5 triliun atau tumbuh 11,5% secara YoY. Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur korporasi dan perorangan.
Dari China, Bank sentral China memutuskan untuk melakukan pemangkasan dua suku bunga acuannya dimana tenor suku bunga 1 tahun diturunkan dari 3,45% ke 3,35% dan tenor 5 tahun diturunkan dari 3,95% ke 3,85%. Hal ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi China setelah data ekonomi China pada kuartal II/2024 lebih lemah dibanding kuartal I/2024 dan di bawah dari perkiraan.
|Baca juga: Investor Disarankan Buy Saham Perbankan
Dari AS, rilis data awal pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 tercatat tumbuh sebesar 2,8% QoQ, naik dari kuartal sebelumnya 1,4% QoQ dan di atas dari ekspektasi pasar. Belanja konsumen di AS menjadi faktor pendorong terhadap kenaikan PDB dimana kenaikan pada kuartal II/2024 tercatat sebesar 2,3% lebih besar dibanding kuartal sebelumnya.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik +0,12% ke level 10.297,66. Yield SBN tenor 10-tahun pun juga masih di bawah 7% walaupun naik secara tipis yakni +1,08 bps ke level 6,99%. Di sisi lain, yield US Treasury 10 tahun bergerak bullish yakni turun – 5,0bps ke level 4,20%.
Dari sisi sentimen, belum ada sentimen lanjutan yang sanggup men-drive pasar SBN lebih aktif. Pasar cenderung wait & see menanti sentimen khususnya data tenaga kerja dan inflasi PCE dari AS. Sebagai informasi, inflasi PCE AS yang dirilis Jumat malam waktu Indonesia berada di level 2,5% YoY atau sesuai konsensus pasar.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News