Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update yang diterbitkan oleh Infovesta Utama, pada perdagangan minggu lalu, pasar saham bergerak bearish, terlihat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi signifikan sebesar -2,42% ke level 6.684,56.
Laju indeks LQ45 juga terkoreksi sebesar -2,58% dengan pembobot di beberapa sektor saham perbankan dan energi yang mencatatkan kinerja terkoreksi sepanjang pekan lalu. Bearishnya pergerakan indeks dipengaruhi sentimen domestik rilis data inflasi tahunan meningkat sebesar 5,51% YoY pada Desember 2022 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,42%.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Prospek Pendapatan dan Laba Bersih Astra (ASII)
Peningkatan inflasi didorong pada peningkatan harga makanan, minuman dan transportasi dipengaruhi dari perayaan hari natal dan tahun baru. Sedangkan sentimen dari global, data ketenagakerjaan AS menunjukan bahwa pasar tenaga kerja AS masih kuat. Laporan ADP private payrolls menunjukan bahwa pemberi kerja menambahkan 235.000 pekerjaan pada bulan Desember dan di atas perkiraan pasar.
Sedangkan dari China, setelah kurang lebih dua tahun China menghentikan impor batu bara dari Australia, kini China kembali berencana untuk membuka jalur ekspor dengan Australia. Hal itu membuat kabar buruk pada indeks energi domestik terutama saham emiten di sub sektor pertambangan batu bara, tercermin pada kinerja indeks energi terpukul sebesar -7,01% selama sepekan yang lalu.
Dari pasar obligasi, Infovesta Government Bond Indeks mencatatkan pelemahan sebesar -0.06% ke level 9.664,18 selama sepekan yang lalu. Terkoreksinya pergerakan indeks tersebut dipengaruhi rilis data inflasi kembali mengalami peningkatan membuat langkah BI semakin nyata untuk kembali melakukan pengetatan kebijakan moneternya dengan menaikan suku bunga BI-7DRR.
Sentimen global, risalah rapat FOMC menunjukan sinyal bahwa The Fed akan mengambil langkah hawkish di tengah masih kuatnya tenaga kerja AS. Melihat potensi pasar ke depan, pada pasar saham investor dapat melakukan aksi buy ketika harga saham sedang turun, namun yang menjadi catatan investor yaitu investor diharapkan memperhatikan historis perusahaan yang labanya konsisten bertumbuh dan membagikan dividen.
Sentimen potensi adanya January Effect menjadi katalis positif untuk pergerakan pasar saham. Sedangkan pada pasar obligasi, investor tetap memperhatikan langkah The Fed dan BI masih berpotensi mengetatkan kebijakan moneternya.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News