Media Asuransi, JAKARTA – Kemajuan teknologi menjadikan aktivitas ekonomi semakin mudah, salah satunya adalah proses invastasi yang semaikin efisien. Hal ini membuka peluang bagi nasabah dari berbagai latar belakang sehingga meningkatkan inklusivitas industri pasar modal.
Namun, sayangnya di balik manfaat kemajuan teknologi yang kian canggih, ancaman kejahatan siber dalam bertransaksi investasi juga semakin meningkat di Indonesia. Berdasarkan data Satgas Waspada Investasi (SWI), sejak 2017 sampai dengan 31 Juli 2023 Satgas telah menghentikan 6.894 entitas keuangan ilegal yang terdiri dari 1.193 entitas investasi ilegal, 5.450 entitas pinjaman online ilegal, dan 251 entitas gadai ilegal.
Modus yang dilakukan oleh penjahat siber pun beragam, diantaranya kejahatan siber yang kini dikenal dengan istilah social engineering (soceng). Soceng dapat diartikan sebagai tindakan memperoleh informasi rahasia nasabah dengan cara menghubungi melalui telepon, email, atau media lain. Penjahat siber juga seringkali berpura-pura sebagai perwakilan resmi platform investasi legal dan mengarahkan nasabah untuk membuka situs web atau file tertentu (phishing).
SEVP Retail Markets & IT BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan ini, para pelaku pasar modal di Indonesia secara intensif mengupayakan perlindungan keamanan siber nasabah dengan penggunaan teknologi terkini dan meningkatkan edukasi akan kesadaran tentang ancaman kejahatan siber di kalangan nasabah. “Pasalnya, serangan siber semacam ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi nasabah, serta merusak kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 23 Agustus 2023.
|Baca juga: BNI Sekuritas Bersama Grup Astra ARKO Terbitkan Green Bond
BNI Sekuritas sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pasar modal meliputi perdagangan saham, perdagangan surat utang, layanan investment banking dan merupakan agen penjual efek Reksa Dana dengan nomor Izin Usaha Perusahaan Efek, berharap nasabah dapat menerapkan gaya hidup cyber-secure demi menjaga keamanan dalam berinvestasi. Beberapa tips yang dapat diikuti oleh nasabah, diantaranya:
1. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA): Aktifkan 2FA pada akun investasi guna memberikan lapisan keamanan tambahan, seperti kode SMS atau aplikasi otentikasi, selain kata sandi untuk masuk.
2. Jaga Kerahasiaan Akun & Informasi Pribadi: Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau kata sandi kepada orang lain. Pastikan hanya login dari perangkat yang aman dan tidak mengizinkan orang lain mengaksesnya tanpa izin. Hindari juga memberikan informasi pribadi yang tidak perlu saat bertransaksi. Platform investasi terpercaya tidak akan meminta informasi pribadi berlebihan.
3. Perbarui Perangkat Lunak: Pastikan perangkat memiliki sistem operasi, perangkat lunak antivirus, dan aplikasi terbaru dengan semua keamanan terbaru.
4. Waspada Terhadap Pesan atau Tautan Tidak Dikenal: Waspadai pesan mencurigakan yang meminta konfirmasi info pribadi atau mengklik tautan, karena hal itu bisa jadi phishing dan berbahaya. Jika menerima pesan serupa dan ragu, segera verifikasi kepada platform investasi melalui kontak resmi.
5. Gunakan Koneksi Internet yang Aman: Hindari melakukan transaksi saham atau reksadana melalui jaringan Wi-Fi publik atau tidak terenkripsi. Gunakan koneksi internet yang aman, seperti jaringan pribadi dengan kata sandi atau jalur koneksi yang lebih aman, seperti VPN.
6. Lakukan Verifikasi Penerimaan Dana: Pastikan untuk memverifikasi secara cermat bahwa dana telah diterima atau dana telah diinvestasikan sesuai dengan instruksi. Jika ada kesalahan, laporkan masalah tersebut segera ke kontak resmi.
7. Selalu Log Out: Setelah selesai bertransaksi, pastikan untuk keluar dari akun dan menutup sesi login. Jangan pernah biarkan sesi login terbuka tanpa pengawasan, terutama jika Anda berbagi perangkat dengan orang lain.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News