1
1

Kampanye Pilpres Dimulai, Investor Bisa Koleksi Saham Perbankan dan Konsumer

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor untuk memilih saham sektor perbankan dan konsumer pada pekan ini seiring dengan mulainya kampanye pilpres.

Investor dapat memilih saham pada sektor perbankan dan sektor konsumer yang tergolong undervalued dan mempunyai fundamental yang solid. Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat menggunakan strategi barbel.

Melalui Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +0,46% ke level 7.009,63 poin. Posisi asing mencatatkan net buy sebanyak Rp1,24 triliun. Sedangkan pada saham, net buy asing terbesar yakni BBRI (Rp326,8 miliar), BBNI (Rp303,6 miliar), dan AMRT (Rp108,8 miliar).

Sentimen dari domestik yakni rilis data neraca perdagangan Indonesia (NPI) tumbuh membaik (Q3: -US$1,5 miliar; Prev: -US$7,4 miliar). Kondisi membaiknya defisit NPI ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial yang membaik. Kinerja neraca perdagangan dan jasa yang tetap mencatatkan surplus mendongkrak perbaikan posisi current account (Q3: -US$0,9 miliar; Prev: -US$-2,2 miliar), meskipun di tengah harga komoditas sedang turun, namun permintaan beberapa komoditas ekspor terus meningkat.

|Baca juga: STRATEGI INVESTASI: Investor Bisa Pilih Saham Perbankan dan Konsumer

Kinerja transaksi modal dan finansial yang juga membaik di tengah solidnya perekonomian domestik (Q3:-US$0,3 miliar; Prev: -US$4,8 miliar) memicu investor asing tetap melakukan aliran investasi langsung.

Dari sisi investasi portofolio sepanjang periode berjalan investor asing mencatatkan net sell pada pasar saham dan obligasi di tengah ketidakpastian pasar global yang meningkat. Upaya Bank Indonesia untuk memantik foreign inflow pada pasar domestik melalui instrumen SRBI diharapkan dapat mendongkrak aliran dana asing, sehingga posisi cadangan devisa Indonesia tetap tangguh.

Rilis data pertumbuhan kredit meningkat (Oct: 8,99%; Prev: 8,96%). Laju kredit yang meningkat menandakan consumer spending masyarakat tetap terjaga dan dapat dikorelasikan juga terhadap pertumbuhan earnings growth pada sektor perbankan secara umum tetap kuat. Sentimen dari global, Bank sentral China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman (Rate 1y: 3,45%; Rate 5y: 4,2%). Rate suku bunga yang dipertahankan itu sebagai salah satu upaya untuk mendorong sektor properti.

Sedangkan dari AS, rilis data jumlah klaim tunjangan pengangguran turun 24K menjadi 209K orang (18/11). Hal ini kembali menjadi salah satu faktor pertimbangan yang diperhatikan the Fed untuk melawan laju inflasi. Sedangkan pada pasar obligasi, yield obligasi SUN 10-yr turun terbatas sebesar 10bps menjadi 6,74%.

Sentimen pasar obligasi dari domestik, Bank Indonesia pada RDG-BI terbaru mempertahankan suku bunga BI-7DRR di level 6,00%. Melihat inflasi yang sudah terkendali, Tim Riset Infovesta menilai fokus Bank Indonesia kedepan salah satunya yakni menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar global. Serta BI tetap memperhatikan langkah the Fed dengan narasi “Higher for longer”. Ke depannya, untuk pasar obligasi, investor masih akan concern terhadap perkembangan laju inflasi CPI dan PPI AS serta dinamika data tenaga kerja AS.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: Asing Net Buy Rp831 Miliar, IHSG Cenderung Flat
Next Post Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan masih Akan Terdepresiasi 

Member Login

or