1
1

Kebijakan Pemerintah Pro Growth dan Peningkatan Daya Beli Jadi Katalis Positif di Pasar Saham

Chief Economist and Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan dalam seminar Indonesia Economy & Financial Outlook 2025. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Chief Economist and Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan menyebutkan pasar saham bergerak fluktuatif di Oktober dibayangi tekanan arus jual asing. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu ada ketidakpastian jelang Pemilu AS.

“Volatilitas pasar diperkirakan masih dapat terjadi secara jangka pendek dalam periode transisi ekonomi,” kata Katarina, dalam seminar Indonesia Economy & Financial Outlook 2025 bertajuk ‘Prospects of Economy, Capital Market, Banking, Multifinance, and Insurance Amid National Government Transition: Stronger Together‘, di Jakarta, Selasa, 19 November 2024.

|Baca juga: Jasindo Syariah Bukukan Pertumbuhan 100% di Lini Bisnis Asuransi Perjalanan Umrah

|Baca juga: Prudential Syariah Berpartisipasi dalam Indonesia Economy & Financial Outlook 2025

Ia menambahkan potensi katalis bagi pasar saham Indonesia adalah dari ekspektasi kebijakan pemerintah yang pro-growth terutama setelah pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 yang sedikit di bawah ekspektasi.

“Potensi kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat segmen kelas menengah-bawah dapat mendukung keyakinan konsumen dan berdampak positif bagi ekonomi dan kinerja emiten,” tuturnya.

Sedangkan dari sisi pasar obligasi, tambahnya, daya tarik pasar obligasi Indonesia memasuki siklus pemangkasan suku bunga. Menurutnya volatilitas jangka pendek berpotensi terjadi dalam periode transisi saat ini. Walau demikian, volatilitas tersebut tidak menutup daya tarik pasar obligasi yang merupakan beneficiary dalam siklus pemangkasan suku bunga.

“Tingkat imbal hasil tinggi menjadi peluang bagi investor untuk ‘mengunci’ imbal hasil sebelum pemangkasan suku bunga lebih lanjut,” ucapnya.

|Baca juga: OJK Gelar The 2nd OJK International Research Forum 2024

|Baca juga: PFI Mega Life Luncurkan Board Game “Maen Do It” untuk Tingkatkan Finansial Literasi

Ia menambahkan tingkat imbal hasil obligasi Indonesia menjadi daya utama bagi investor yang mencari imbal hasil atraktif dalam siklus pemangkasan suku bunga. “Selain itu daya tarik obligasi Indonesia juga didukung oleh stabilitas makroekonomi dan rekam jejak kredibilitas pengelolaan fiskal pemerintah,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Tetapkan 7 Emiten yang Dikecualikan dari Kewajiban Pelaporan dan Pengumuman
Next Post IHSG Diprediksi Melemah, Ajaib Sarankan Beli Saham KLBF, MEDC, BRMS

Member Login

or