Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan bakal melanjutkan apresiasi seiring dengan menurunnya ketegangan antara Rusia dan NATO.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin bisa lanjut menguat hari ini setelah pemerintah Rusia mengumumkan akan menarik sebagian pasukannya dari perbatasan Ukraina.
“Pengumuman ini paling tidak sedikit menurunkan ketegangan antara Rusia dengan NATO. Walaupun demikian NATO masih waspada menunggu sikap lanjutan Rusia untuk tidak menyerang Ukraina,” katanya kepada Media Asuransi, Rabu, 16 Februari 2022.
Dari dalam negeri, jelasnya, potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi dengan data penjualan ritel yang membaik bisa mendukung penguatan rupiah. Pelonggaran PPKM level 3 juga membantu penguatan rupiah.
|Baca juga: Tren Net Buy Asing Dorong Penguatan IHSG
Di sisi lain, pasar akan mewaspadai perkembangan penularan covid-19 di Indonesia yang sudah menembus puncak gelombang kedua tahun lalu. Bila pemerintah melihat tingkat keparahan meninggi, pembatasan aktivitas akan diperketat lagi dan ini bisa menekan rupiah.
Pasar juga masih mewaspadai potensi kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif dalam memerangi inflasi di AS. Sikap Bank Sentral AS itu akan mendorong penguatan dollar AS. “Hari ini rupiah mungkin bisa menguat ke arah Rp14.250 dengan potensi resisten di kisaran Rp14.320.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot ditransaksikan menguat 0,19% ke level Rp14.299 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,32% ke level Rp14.292 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News