1
1

Kinerja Indeks Sektor Barang Konsumen Primer/Non Mengalami Koreksi

Bursa Saham Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja indeks sektor barang konsumen primer maupun non primer masih mengalami koreksi, masing-masing sebesar -0,67% dan -3,70% secara year to date (ytd), per 6 April 2023.

Berdasarkan analisis per tanggal 7 April  2023, 11.00 WIB, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memaparkan bahwa performa tersebut sejalan dengan pergerakan IHSG yang turut mengalami koreksi -0,84% ytd.

“Jika melihat kinerja sektoral tercermin dari rilis kinerja keuangan beberapa emiten yang sebagian besar tidak mencatatkan peningkatan yang signifikan untuk tahun buku 2022,” kata Ratih.

|Baca juga: IHSG Terkoreksi, 4 Saham Ini Patut dicermati 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia solid di sepanjang tahun 2022 sebesar 5,31%, karena sektor konsumsi rumah tangga dengan bobot sebesar 51,65% terhadap PDB menurut pengeluaran, mengalami peningkatan 4,48% yoy.

Meskipun terlihat adanya akselerasi konsumsi domestik, beberapa emiten di sektor konsumen terhalang oleh gejolak ekonomi yang terjadi di sepanjang tahun 2022, seperti angka inflasi dari sisi produsen dan konsumen, kenaikan suku bunga dan penurunan nilai tukar rupiah menghambat kinerja keuangan baik top line dan bottom line.

Ratih menambahkan, kenaikan inflasi memberikan dampak negatif bagi sektor barang konsumen non primer terutama dengan pangsa pasar menengah ke bawah (middle to low income).

“Sementara itu, terdepresiasinya nilai tukar rupiah dan lonjakan komoditas pangan di tahun 2022 membuat COGS dan total expense mengalami kenaikan, sehingga menekan kinerja bottom line emiten di sektor barang konsumen primer,” tambahnya.

Prospek sektor barang konsumsi di tahun 2023, baik primer maupun non primer memiliki katalis yang sebagian besar positif. Misalnya, dalam waktu dekat saat bulan puasa dan menjelang lebaran secara historis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan.

Data tersebut mencerminkan konsumsi masyarakat menguat ditambah mobilitas yang saat ini sudah dapat dikatakan kembali normal.

Angka inflasi yang mulai terkendali turut menopang daya beli masyarakat. Bank Indonesia memproyeksikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan berada di level 2-4% pada semester II/2023. Sebagai informasi inflasi tahunan pada periode Maret 2023 telah terkendali menjadi 4,97% dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 5,47%.

|Baca juga: MARKET REVIEW: Asing Net Buy Rp1,6 Triliun, IHSG Malah Turun 0,2%

Sejalan dengan hasil tersebut kebijakan suku bunga nantinya akan ternormalisasi seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah yang telah berada di bawah Rp15.000 per dolar AS serta terjaganya angka inflasi domestik. Turunnya harga komoditas pangan global juga menjadi booster bagi kinerja keuangan emiten di sektor barang konsumen di tahun 2023.

Menjelang pemilu 2024, sektor barang konsumen menjadi salah satu sektor yang menarik untuk dicermati. Pasalnya, anggaran Pemilu 2024 secara keseluruhan telah ditetapkan sebesar Rp76 triliun, anggaran ini meningkat 196% dibandingkan anggaran Pemilu di tahun 2019 sebesar Rp25,59 triliun.

Anggaran tersebut berpotensi memberikan multiplier effect yaitu meningkatkan jumlah uang beredar dan konsumsi masyarakat, sehingga menjadi penopang kinerja emiten barang konsumen terutama sektor primer.

Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk rekomendasi saham menjelang lebaran:

(Buy) CMRY di area Rp4.700 dengan target harga pada resistance di level Rp4.880 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp4.550.

(Buy) MAPI di area Rp1.415 dengan target harga pada resistance di level Rp1.520 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.340.

Rekomendasi Saham ACES:

(Buy on Weakness) ACES di area Rp440-444 dengan target harga pada resistance di level Rp480 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp430.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Gallagher Re: Sebagian Besar Rasio Gabungan Reasuransi Membaik di 2022
Next Post WTW: Peningkatan Biaya Reasuransi Memberikan Penguatan ke Pasar Re/asuransi

Member Login

or