Media Asuransi, JAKARTA – Pasar obligasi Indonesia hingga tahun berjalan, menunjukkan hasil yang positif yakni sebesar 7,4 persen year to date (ytd). Kondisi ini mengungguli pasar obligasi di emerging market yang 4,5 persen dan global sebesar 2,1 persen.
Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Ezra Nazula, mengatakan bahwa pemerintah telah merevisi defisit anggaran 2023 dengan total target pendapatan dinaikkan 7 persen, sedangkan belanja dinaikkan 2 persen. Dengan demikian, target pembiayaan terpangkas. “Pasar obligasi yang terkendali di tengah defisit anggaran yang mengecil dan saldo SAL yang besar menjadi katalis penting pasar obligasi di tahun ini,” katanya dalam acara Market Update: No Harsh Landing secara daring, Selasa, 15 Agustus 2023.
Lebih lanjut Ezra menjelaskan bahwa disiplin fiskal dan fundamental makro yang solid diharapkan dapat mendukung peningkatan sovereign outlook dari lembaga pemeringkat besar lainnya, setelah Lembaga Pemeringkat Rating and Investment information Inc (R&I) meningkatkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif. Pengulangan sikap dovish BI di tengah meredanya inflasi akan terus menjaga daya tarik dan imbal hasil tetap stabil.
|Baca juga: Pasar Finansial Indonesia Menuju Arah Positif
“Kami optimistis pasar obligasi Indonesia akan terus menunjukkan kekuatan, yakni imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun bisa kembali ke kisaran 6,00 persen hingga 6,25 persen,” ujar Ezra.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Portfolio Manager, Equity MAMI, Samuel Kesuma, mengatakan bahwa sentimen yang lebih positif terhadap pasar saham Indonesia diharapkan semakin terasa menjelang akhir tahun. Pasar saham menjadi semakin atraktif bagi investor dengan horizon investasi yang panjang, karena menawarkan entry point dan upside potential yang menarik.
Pertumbuhan profitabilitas perusahaan yang baik, pandangan positif investor asing terhadap Indonesia dan valuasinya yang atraktif diharapkan dapat menjadi faktor pendorong pasar saham ke depannya. “Valuasi yang cenderung rendah membuat pergerakan pasar tidak terlalu sensitif terhadap goncangan di pasar finansial, mengurangi risiko downside. Kami memperkirakan IHSG dapat menyentuh level 7700 pada akhir tahun 2023,” katanya.
Samuel mengungkap sektor-sektor pilihan tim investasi MAMI hingga akhir 2023, “Kami merekomendasikan sektor yang terkait dengan green economy. Investasi di industri terkait electronic vehicle secara organik akan meningkatkan permintaan bahan mineral,” tuturnya.
Selain itu, sektor finansial juga akan diuntungkan oleh ekonomi Indonesia yang kuat dan likuiditas yang masih cukup tinggi. Hal ini memungkinkan perbankan untuk meningkatkan marjin sambil menjaga kualitas kredit. “Sektor lainnya yaitu sektor telekomunikasi, dimana persaingan di sektor ini ada indikasi mulai membaik,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News