Media Asuransi, JAKARTA – Sepanjang 2021, reksa dana pendapatan tetap masih menunjukkan kinerja positif dengan membukukan imbal hasil 2,13%.
Melalui Mutual funds Update, Tim Riset Infovesta Utama memaparkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia yang semakin nyata tercermin dari tingkat inflasi yang mengalami kenaikan secara berturut-turut dalam 5 bulan terakhir.
Hingga Oktober 2021, inflasi domestik berada di level 1,66%. Tercatat kenaikan pada perumahan dan utilitas (0,52%) serta transportasi (1,21%). Lembaga Moneter Dunia memproyeksikan kenaikan tingkat inflasi Indonesia pada 2021 di level 2%, 2022 di level 3,4% dan 2026 di level 3%.
Proyeksi tersebut berada di atas rata-rata proyeksi inflasi EMDA (Emerging Market & Developing Asia) dengan 2022 dan 2026 masing-masing berada di level 2,7%. Hal tersebut mengindikasikan tingkat konsumsi berpotensi melanjutkan kenaikan baik didorong dari permintaan domestik maupun global.
Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata inflasi Indonesia berada di level 2,84%. Di sisi lain, rata-rata suku bunga acuan BI (BI7DRR) berada di level 4,71%. Berikutnya, spread antara inflasi dan suku bunga domestik berada pada kisaran 1,87%.
|Baca juga: Reksa Dana Pasar Uang, Pilihan di Tengah Era Suku Bunga Rendah
“Kami memandang adanya potensi kenaikan suku bunga pada 2026 di level 5%. Kebijakan moneter yang ekspansif melalui kenaikan suku bunga digunakan sebagai langkah untuk meredam lonjakan inflasi yang dapat menimbulkan gejolak pada harga barang konsumsi.”
Kenaikan suku bunga berpotensi mengangkat yield, sehingga dapat menekan harga obligasi. Dari analisis sensitivitas yang dilakukan untuk setiap kenaikan 1% suku bunga, rata-rata tekanan harga pada seluruh obligasi yang beredar per 26 November 2021 yaitu SUN (-5,21%), FI (- 2,36%) dan non-FI (-3,31%).
Terlebih, aliran dana asing yang keluar sepanjang 2021 mencapai Rp49 triliun imbas rencana tapering-off. Meski demikian, pasar surat utang domestik masih menunjukkan ketangguhannya yang terefleksi dari kinerja reksa dana pendapatan tetap yang tercatat positif.
Sepanjang 2021, reksa dana pendapatan tetap masih positif sebesar 2,13%, meskipun masih berada di bawah imbal hasil acuan reksa dana (4,20%). Berikutnya, total dana kelolaan instrumen pendapatan tetap mengalami kenaikan sebesar 11,63% menjadi Rp157,28 triliun yang didukung oleh kenaikan unit penyertaan sebesar 15,07%.
“Hal tersebut merefleksikan minat terhadap instrumen pendapatan tetap masih tinggi, mengingat sifatnya yang relatif lebih aman sebagai instrumen investasi.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News