1
1

Kinerja Reksa Dana Saham Diperkirakan Masih Dalam Tren Bullish

Ilustrasi Pasar Reksa Dana. | Foto: Ist
Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menilai kinerja reksa dana saham masih dalam tren bullish seiring dengan rilis data perekonomian Indonesia yang tetap terjaga.

Melalui Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta Utama menerangkan bahwa kinerja IHSG dalam sepekan terakhir kembali ditutup menguat sebesar 0,61% atau ditutup di level 7.172,43. Menguatnya kinerja IHSG ini diikuti dengan net buy investor asing sebesar Rp2,99 triliun.

Faktor utama penggerak IHSG adalah rilis data neraca pembayaran Indonesia yang surplus sebesar US$2,4 miliar pada kuartal II/2022 yang mengindikasikan kinerja ekspor yang terus membaik. Surplus tersebut didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan non migas seiring dengan harga komoditas global yang tetap tinggi. Faktor lainnya adalah keputusan Bank Indonesia (BI) yang berencana belum menaikkan suku bunga acuan dalam keterangannya di konfrensi Pers terkait Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022, 18 Agustus 2022.

|Baca juga: Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi Ytd 12 Agustus 2022

“Sehingga dalam Rapat Dewan Gubernur BI pekan in,i kemungkinan suku bunga masih tetap di level 3,5% karena inflasi inti yang tercatat masih relatif rendah. Hal ini mendorong optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil ditengah kondisi global yang sedang tidak kondusif,” jelasnya.

Kondisi global yang saat ini diperhatikan oleh pasar adalah risalah The Fed yang mengindikasikan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi melambat secara signifikan atau menyentuh target yang ditetapkan, serta inflasi yang tinggi yang dapat menyebabkan perlambatan ekonomi dunia.

Sejalan dengan kondisi tersebut, pasar obligasi masih mengalami fluktuasi terkait risalah The Fed. Harga mayoritas SBN ditutup melemah dan naiknya imbal hasil (yield) pada penutupan perdagangan, 19 Agustus 2022. Namun yield masih atraktif karena masih berada di level 6,4%-7%.

Infovesta menilai saat ini investor perlu mewaspadai tekanan inflasi di dalam negeri karena akan mempengaruhi kenaikan yield obligasi. Salah satunya adalah rencana pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi pekan ini yang akan memicu lonjakan inflasi. Kenaikan ini sebagai respons atas tingginya harga minyak mentah dunia.

|Baca juga: Investor Disarankan Mulai Masuk Reksa Dana untuk Manfaatkan Momentum Positif

“Lalu bagaimana dengan kinerja reksa dana saham dan pendapatan tetap? Kami melihat kinerja reksa dana saham masih dalam tren bullish seiring dengan rilis data perekonomian Indonesia yang tetap terjaga. Investor dapat take profit (ambil untung) di tengah kenaikan harga dan tetap menjaga porsi cash di tengah kondisi pasar yang masih fluktuatif,” tambahnya.

Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap, investor dapat berinvestasi seiring dengan yield yang mulai atraktif disekitaran 7%. “Namun, kami tetap menyarankan investor untuk terus memantau kondisi global, terutama isu ketegangan antara China-Taiwan yang bisa berdampak ke banyak negara, inflasi yang tinggi, kebijakan suku bunga tinggi dan perlambatan ekonomi dunia yang bisa berdampak terhadap investasi investor,” tuturnya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: IHSG Melemah Jelang Pengumuman Suku Bunga BI
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi Ytd 19 Agustus 2022

Member Login

or