Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama mencatat kinerja pasar SBN mengalami penurunan sebesar -0,10% sepanjang pekan lalu. Sementara itu, kinerja pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,09%, dimana kelompok rating A mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 0,55%.
“Asing tercatat melakukan aksi net sell di pasar SBN domestik sebesar Rp0,70 triliun dalam sepekan per 30 Juli. The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,25%-4,50% sesuai dengan perkiraan konsensus,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Bonds Update dikutip, Selasa, 5 Agustus 2025.
Dalam siaran pers, Jerome Powell mengatakan bahwa outlook pemangkasan suku bunga masih tidak pasti dan menunggu data-data ekonomi terbaru, seiring dengan masih tingginya ketidakpastian kebijakan tarif yang berpotensi menghambat pencapaian target inflasi 2%.
|Baca juga: SBN Diurus Ketat, Sri Mulyani: Strategi Utama Pembiayaan APBN!
Dari domestik, Indonesia melaporkan data inflasi bulan Juli yang mengalami akselerasi ke level 2,37% yoy atau lebih tinggi dari konsensus 2,24% dan bulan sebelumnya 1,87% akibat dari kenaikan inflasi pangan.
Yield SBN benchmark tercatat mayoritas bergerak naik pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor 5 tahun (FR0104) mengalami kenaikan yield paling tinggi sebesar 32 bps, disusul kelompok tenor 15 tahun (FR0106) dan tenor 10 tahun (FR0103) yang naik masing-masing sebesar 5 dan 3 bps. Sementara kelompok tenor 20 tahun (FR0107) tercatat turun sebesar 2 bps.
Yield US Treasury 10 tahun pada pekan lalu tercatat bergerak cenderung naik, seiring dengan rilis data ekonomi AS yang masih resilient dan komentar hawkish dari rapat FOMC. Dari domestik, rilis data inflasi bulan Juli yang kembali mengalami akselerasi ke level tertinggi dalam 13 bulan akibat kenaikan inflasi pangan membuat sentimen negatif di pasar SBN. Sementara, inflasi inti yang tercatat terus turun masih mengindikasikan pelemahan daya beli.
|Baca juga: BI Beberkan Alasan Borong SBN Rp90 Triliun, untuk Apa?
Total nilai transaksi di pasar SBN tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp18,44 triliun atau 13,46% pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor pendek (< 5 tahun) mencatatkan kenaikan nilai transaksi paling tinggi sebanyak Rp11,87 triliun, disusul kelompok tenor panjang (> 15 tahun) yang naik sebesar Rp7,01 triliun, sementara kelompok tenor menengah (5-15 tahun) tercatat mengalami penurunan sebesar Rp0,45 triliun.
Investor pasar SBN terlihat masih meningkatkan nilai transaksinya di tenor-tenor pendek, seiring dengan masih tingginya outlook pemangkasan suku bunga BI. Hasil lelang SBN juga tercatat masih mengindikasikan permintaan yang solid, dimana seri terbaru FR0108 menjadi paling laris dengan yield 6,54%.
Total nilai transaksi di pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami kenaikan pada pekan lalu sebesar Rp3,75 triliun atau 21,31%. Tercatat kelompok rating A mengalami kenaikan nilai transaksi paling tinggi sebesar Rp5,05 triliun disusul kelompok rating AA yang naik sebesar Rp0,07 triliun, sementara kelompok rating AAA tercatat mengalami penurunan sebesar Rp1,19 triliun, disusul kelompok rating BBB yang turun sebesar Rp0,19 triliun.
S&P Global melaporkan indeks PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juli tercatat mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam empat bulan di 49,1 meskipun masih di zona kontraksi, serta membaik dari level bulan sebelumnya 46,9. Kenaikan didukung semua sub-indikator seperti pesanan baru dan output.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News