1
1

Harga Minyak dan Emas Kompak Turun

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak turun lebih dari US$1 per barel pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Hal itu karena perundingan gencatan senjata Israel di Kairo meredakan kekhawatiran akan konflik Timur Tengah yang lebih luas, sementara data inflasi AS meredupkan prospek penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Mengutip The Business Times, Selasa, 30 April 2024, minyak mentah berjangka Brent untuk Juni ditutup pada US$88,40 per barel, turun US$1,10 atau 1,2 persen. Kontrak Juli yang lebih aktif berakhir pada US$87,20, turun US$1,01 per barel. Minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada US$82,63 per barel, turun US$1,22 atau 1,5 persen.

Adapun serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina dan melukai banyak lainnya pada Senin, ketika para pemimpin Hamas tiba di Kairo untuk putaran baru perundingan dengan mediator Mesir dan Qatar.

|Baca juga: Berikut 4 Saham Patut Masuk Radar saat IHSG Diramal Rawan Terkoreksi

“Mesir mempunyai harapan tetapi menunggu tanggapan terhadap rencana tersebut dari Israel dan Hamas,” kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

Harga emas turun

Di sisi lain, harga emas turun tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Kondisi itu karena stabilnya dolar AS membuat emas batangan menjadi kurang terjangkau bagi pembeli luar negeri, sementara investor menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai kapan Federal Reserve AS akan melakukan penurunan suku bunga pertamanya.

Harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi US$2.328,20 per ons pada pukul 01.12 GMT. Emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi US$2,339.70 per ons. Perak di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$27,12 per ons, platinum turun 0,1 persen menjadi US$915,10, dan paladium turun 0,8 persen menjadi US$946,75.

Para pengambil kebijakan The Fed yang mengkaji data inflasi terbaru tidak akan menemukan banyak hal yang dapat memicu rasa mendesak untuk menurunkan suku bunga, namun juga tidak mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga mulai akhir tahun ini.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan konsumsi emas Tiongkok pada kuartal pertama naik hampir enam persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata Asosiasi Emas negara tersebut.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Avia Avian (AVIA) Cetak Penjualan Rp1,9 Triliun pada Kuartal I/2024
Next Post Pembukaan Perdagangan: IHSG Cerah, Rupiah Terkoreksi!

Member Login

or