1
1

Harga Minyak Dunia Melonjak, Kemilau Emas Gobal Terkikis

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia naik satu persen pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), rebound dari posisi terendah dalam empat bulan. Hal itu karena harapan penurunan suku bunga oleh The Fed pada September melebihi kekhawatiran permintaan usai data menunjukkan peningkatan stok minyak mentah dan bahan bakar AS.

Mengutip The Business Times, Kamis, 6 Juni 2024, minyak mentah berjangka Brent naik 89 sen AS atau 1,2 persen menjadi US$78,41 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 82 sen AS atau 1,1 persen menjadi US$74,07.

Stok minyak mentah AS melonjak 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 31 Mei, dibandingkan dengan perkiraan analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel, menurut data dari Badan Informasi Energi AS (EIA).

|Baca juga: Racikan 4 Rekomendasi Saham saat IHSG Rawan Longsor

Namun, peningkatan tersebut berada di bawah perkiraan American Petroleum Institute yang mencatat peningkatan lebih dari empat juta barel. Adapun persediaan bensin naik 2,1 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan dua juta barel, menambah kekhawatiran permintaan.

Penguatan dolar AS

Di sisi lain, harga emas global melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), akibat penguatan dolar AS. Sedangkan investor fokus pada laporan non-farm payrolls AS yang akan dirilis minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai rencana penurunan suku bunga Federal Reserve.

Harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi US$2,326.08 per ons pada 01.22 GMT, setelah turun satu persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Emas berjangka AS turun tipis 0,1 persen menjadi US$2.345,80. Indeks dolar AS naik tipis 0,1 persen, membuat emas batangan kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Penguatan dolar AS yang tiada henti di masa lalu akan memberi jalan bagi pelemahan kecil selama 12 bulan ke depan, menurut ahli strategi FX dalam jajak pendapat Reuters, yang secara umum setuju bahwa dolar AS dinilai terlalu tinggi.

Sementara itu, pembelian bersih emas oleh bank sentral global naik menjadi 33 metrik ton pada April dari revisi pembelian bersih tiga ton pada Maret, kata Dewan Emas Dunia, menandakan berlanjutnya minat yang kuat dari sektor ini meskipun harga logam tersebut tinggi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post S&P 500 dan Nasdaq Capai Level Tertinggi Baru, Dolar AS Pamer Kekuatan
Next Post Obligasi dan Sukuk Angkasa Pura I (AP I) Bakal Jatuh Tempo 3 Bulan Lagi

Member Login

or