Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak naik lebih dari US$1 per barel pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), di tengah ekspektasi OPEC+ akan mempertahankan pembatasan pasokan minyak mentah pada pertemuan 2 Juni. Sedangkan melemahnya dolar AS membuat komoditas ini lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
|Baca: Majalah Media Asuransi Edisi Mei 2024
Mengutip The Business Times, Rabu, 29 Mei 2024, kontrak minyak mentah acuan global Brent pada Juli naik US$1,04 atau 1,3 persen menjadi US$84,14 per barel pada pukul 13.05 EDT (17.05 GMT). Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di US$79,78, naik US$2,06 atau 2,7 persen, dari penutupan Jumat, setelah diperdagangkan selama hari libur Memorial Day.
Untuk pertemuan daring para produsen minyak OPEC+ yang akan diadakan pada Minggu, para pedagang dan analis memperkirakan pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari akan tetap terjadi.
“Kami memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksi saat ini setidaknya selama tiga bulan lagi pada pertemuan mendatang,” kata Analis UBS dalam sebuah catatan.
Emas stabil
Di sisi lain, harga emas stabil pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena investor mempertahankan sikap hati-hati menjelang data inflasi utama AS, yang dapat memberikan lebih banyak wawasan mengenai arah kebijakan Federal Reserve.
Harga emas di pasar spot bertahan di $2,351.39 per ons pada pukul 01.10 GMT, setelah naik satu persen di sesi sebelumnya. Emas berjangka AS naik 0,8 persen menjadi US$2,352.30. Perak di pasar spot naik 0,4 persen menjadi US$31,81 per ons, platinum naik 0,2 persen menjadi US$1.056,15, dan paladium naik 0,4 persen menjadi US$992,50.
Investor sekarang menunggu pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi April, ukuran inflasi pilihan bank sentral AS, yang akan dirilis pada Jumat. Taruhan para pedagang menandakan meningkatnya keraguan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lebih dari sekali pada 2024.
Adapun emas batangan dikenal sebagai lindung nilai inflasi, namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Impor emas bersih Tiongkok melalui Hong Kong merosot 38 persen pada April dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut data Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News