Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak naik untuk minggu kedua berturut-turut dan menetap pada level tertinggi dalam hampir dua bulan pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Penguatan terjadi karena pertumbuhan ekonomi AS yang positif dan tanda-tanda stimulus China meningkatkan ekspektasi permintaan.
Mengutip The Business Times, Senin, 29 Januari 2024, minyak mentah berjangka Brent naik US$1,12 atau 1,4 persen menjadi US$83,55 per barel, penutupan tertinggi sejak 30 November. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 65 sen atau 0,8 persen menjadi US$78,01, yang juga merupakan harga tertinggi sejak November.
|Baca: Simak 4 Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah IHSG Rawan Lanjutkan Koreksi
Kedua indeks acuan tersebut memperoleh kenaikan mingguan lebih dari enam persen, menandai kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Oktober setelah dimulainya konflik Israel-Hamas di Gaza.
Stimulus ekonomi China
Stimulus ekonomi dari China, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV yang lebih kuat dari perkiraan di AS, meredanya data inflasi AS, risiko geopolitik yang sedang berlangsung, dan penurunan stok minyak mentah komersial AS, digabungkan sehingga membuat harga menjadi lebih tinggi,” kata Analis Pasar Minyak Independen Tim Evans.
Juru bicara militer Houthi mengatakan pasukan angkatan laut melakukan operasi yang menargetkan sebuah kapal tanker minyak di Teluk Aden, menyebabkan kebakaran, menambah kekhawatiran akan gangguan pasokan.
Harga minyak juga mendapat dorongan pada awal pekan lalu karena penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Menipisnya persediaan, terutama di sekitar titik pengiriman WTI di Cushing di Oklahoma dan di seluruh Midwest, dapat menekan harga berjangka di dekatnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News