1
1

Harga Minyak Dunia Stabil, Kemilau Emas Global Pudar

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak berjangka sebagian besar berakhir tidak berubah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Kondisi itu terjadi lantaran perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel terus gagal dinegosiasikan.

Mengutip The Business Times, Selasa, 7 Mei 2024, kedua patokan minyak mentah tersebut ditutup 37 sen atau 0,5 persen, lebih tinggi dengan minyak mentah berjangka Brent pada US$83,33 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS pada US$78,48 per barel.

Pekan lalu, kedua kontrak tersebut mencatat penurunan mingguan tertajam dalam tiga bulan, dengan Brent anjlok lebih dari tujuh persen dan WTI turun 6,8 persen. Hal itu karena investor mempertimbangkan lemahnya data ketenagakerjaan AS dan kemungkinan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve.

|Baca juga: OJK: Waspadai Klaim Asuransi Kredit Usai Restrukturisasi Covid-19 Berakhir!

Sepanjang perdagangan, patokan global Brent naik dan kemudian turun di tengah prospek gencatan senjata, mencapai level tertinggi di US$83,83 dan terendah di US$82,77. “(Kemungkinan kesepakatan) melemahkan pasar minyak. Perjanjian gencatan senjata apapun akan mengurangi ketegangan di Timur Tengah,” kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow.

Harga emas turun

Di sisi lain, harga emas global turun di awal sesi Asia pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), seiring menguatnya dolar AS. Sementara itu, para pedagang menunggu komentar dari serangkaian pejabat Federal Reserve untuk mendapatkan isyarat lebih lanjut mengenai jadwal penurunan suku bunga AS.

Harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi US$2,294.97 per ons pada 0040 GMT. Sedangkan emas berjangka AS tergelincir 0,3 persen menjadi US$2,301.00 per ons. Perak di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$26,49 per ons, platinum turun hampir 0,7 persen menjadi US$948,40, dan paladium turun tipis 0,5 persen menjadi US$940,60.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada April, memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 67 persen pada September, berdasarkan FedWatch Tool dari CME. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diperkirakan Menguat, Ajaib Sarankan Beli Saham EMTK, HRUM, INKP
Next Post AKR Corporindo Bakal Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp37 Miliar

Member Login

or